Senin, 30 Maret 2009

Hard NEWS

KAMPANYE PAN LIBATKAN ANAK-ANAK.

KALASAN – Kamis(19/3), Kampanye terbuka Partai Amanat Nasional yang di gelar di lapangan Raden Ronggo, Kalasan, beberapa hari lalu menuai banyak kecaman. Baik dari pihak panwaslu maupun masyarakat umum. Masyarakat menganggap partai yang berlambang matahari ini telah melanggar undang-undang yang menyangkut tentang pemilu. Hal ini dikarenakan pada melaksanakan kampanye terbuka, partai tersebut banyak melibatkan anak-anak di bawah umur yang jelas-jelas belum memiliki hak untuk mengikuti pemilihan umum. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilu menyebutkan larangan warga yang tidak mempunyai hak pilih ikut secara aktif dalam kampanye terbuka partai politik.

Pengurus cabang Partai Amanat Nasional daerah sleman berpendapat keterlibatan anak-anak di bawah umur ini sangat disayangkan. Dan dari pihak partai politik tidak pernah menganjurkan keterlibatan anak-anak di bawah umur. Menurutnya semua itu murni keinginan dari pihak simpatisan.

Anto(24) salah satu simpatisan yang mengikuti kampanye terbuka tersebut juga menambahkan bahwa hal-hal yang terjadi pada saat kampanye tidak bisa diduga karena berhubungan langsung dengan pribadi masing-masing simpatisan. “Walau sudah ada larangan untuk tidak membawa anak kecil saat berkampanye, tetapi tetap saja banyak simpatisan-simpatisan yang mengacuhkan larangan tersebut. Dari pihak partai sendiri tidak ada tindakan khusus selain mengeluarkan larangan tersebut. Menurut saya para simpatisan tersebut adalah nyawa partai dan tidak dapat di kecewakan.” Imbuhnya.


SOFT NEWS

Kampanye Hendaknya Jadi Minat Wisatawan Datang ke Yogya.

YOGYAKARTA - Kampanye yang dilakukan oleh partai politik menjelang Pemilu 2009 hendaknya jangan jadi momok wisatawan melainkan justru bisa menjadi minat wisatawan untuk berkunjung ke Yogyakarta.Hal itu dikemukakan Ketua Umum Keluarga Public Relation DIY Deddy Pranowo Eryono pada wartawan, Rabu (18/3). Menurut dia, walaupun kampanye baru berjalan tiga hari ini, tetapi sudah ada indikasi menganggu wisatawan yang dilakukan oleh satu, dua parpol.

Ia memberi contoh ada parpol yang tidak tertib, menggunakan sepeda motor dengan memenuhi badan jalan dan knalpotnya diblondong yang menyebabkan wisatawan terganggu. Ketika menuju ke tempat wisata, mereka menjadi terhambat karena ada arak-arakan kampanye.''Alangkah baiknya kalau kampanye dilakukan lebih santun untuk menunjukkan bahwa Yogyakarta betul-betul daerah wisatawan. Hal ini perlu pengertian daei simpatisan dan parpol,''ungkap Deddy.

Ia berharap para parpol dan partisipasan yang kampanye di wilayah Jateng/DIY yang merupakan tujuan wisatawan perlu menjaga suasana yang kondusif, tertib, aman dan santun.Lebih baik lagi apabila arak-arakan kampanye menunjukkan khas budaya Yogyakarta, misalnya yang naik sepeda motor menggunakan pakaian Jawa dan juga helm.

Dengan demikian kampanye justru akan menjadi tontotnan menarik bagi wisatawan. Deddy berharap kejadian yang terjadi pada saat kampanye tahun 2004 di Prambanan jangan sampai terulang lagi.''Pada waktu itu ada bus wisata yang menbawa wisatawan dari Jepang pada saat ada kampanye di Prambanan dipukuli oleh simpatisan parpol. Padahal waktu itu bus sudah minggir sekali. Hal ini menjadikan citra buruk bagi Yogyakarta. Padahal itu mengembalikan citra yang baik membutuhkan waktu yang panjang,''kata dia.

Menurut Deddy yang juga sebagai Sekretaris PHRI (Perhimpunan Hotel Restauran Indonesia), sampai saat ini sudah ada beberapa biro perjalanan dari Malaysia, Jawa Barat, Jawa Timur dan DKI Jakarta yang menanyakan suasana kampanye di Yogyakarta.

''Mereka meminta jaminan kepada saya dan saya menjamin kampanye di Yogyakarta aman. Karena itu kami minta pengertian dari simpatisan dan parpol untuk menjaga kenyamanan dan ketentraman wisatawan,''ungkap General Manager Rubagraha Hotel ini.apm


Disusun oleh.

Nama : Adhitya Pandu Murti
NIM : 153070228
Kelas : A



Tidak ada komentar:

Posting Komentar