Senin, 30 Maret 2009

Golput Bayangi Mahasiswa Perantauan di Yogya

Mahasiswa perantauan di Yogyakarta terancam kehilangan hak pilihnya lantaran tidak terdaftar sebagai pemilih.Aji (19) mahasiswa UPN yang berasal dari Semarang mengungkapkan “Pemilu ini saya golput,karena disini tidak terdaftar sebagai pemilih”.Menurut Aji dirinya terdaftar sebagai pemilih di Semarang,namun enggan untuk pulang saat pemilu karena kendala biaya dan jadwal kuliah yang mengharuskannya masuk sehari setelah pemilu.”Kalo cuma pemilu balik ke Semarang rasanya saying,karena esok harinya masuk lagi malah bikin capek”.
Hal senada diungkapkan oleh Bernard,mahasiswa asal Flores yang juga akan golput pada pemilu mendatang.”Saya juga tidak terdaftar sebagai pemilih disini,kalo harus pulang ke Flores hanya akan menghabis-habiskan uang saja”,ungkap Bernard.Ia menambahkan bahwa teman-teman sedaerah yang lain juga tidak terdaftar sebagai pemilih pada pemilu mendatang.
Baik Aji mau pun Bernard sebenarnya ingin berpartisipasi dalam pemilu.”Saya tidak ingin golput,tapi gimana lagi,mau gak mau ya terpaksa gak milih”,ungkap Aji.Aji menambahkan dia dan teman-teman kost belum pernah didatangi petugas pencatat daftar pemilihdan ketika ditanyakan tetangga sekitar hasilnya juga sama.”Saya tanya tetangga tapi katanya hanya yang punya ktp saja yang bisa terdaftar’,ungkap Aji.
Menurut Aji,fenomena ini tidak hanya menimpa dirinya namun juga semua mahasiswa yang berasal dari luar Yogya,lebih-lebih mereka yang berasal dari luar pulau jawa.Aji menyarankan “KPU harusnya lebih aktif lagi supaya angka golput tidak tinggi,salah satunya ya mencari jalan bagaimana para mahasiswa luar daerah bisa menggunakan hak pilihnya.

Kampanye Partai Gerindra yang Ternoda

Hard News
Masenda M (153070145)
Gemuruh kampanye Partai Gerindra ternoda oleh tingkah puluhan simpatisan yang tidak mematuhi rambu lalu lintas sehingga terpaksa berurusan dengan aparat.Kejadian berlangsung pada Rabu (18/3),puluhan kader Partai Gerindra digaruk polisi ketika mengadakan konvoi sepeda motor menuju kampanye terbuka yang akan diipusatkan di alun-alun utara yang menghadirkan Prabowo Subianto sebagai orator.Para simpatisan partai bernomor urut lima itu dihentikan polisi di daerah Ngabean.
Seorang warga setempat,Wildan (20) mengungkapkan,”Peserta kampanye kena tilang,karena nekat menerobos lampu merah dan tidak menggunakan helm”.Menurut Wildan,ulah para simpatisan Gerindra mengganggu pengguna jalan yang lain,karena selain tidak mematuhi rambu lalu lintas mereka juga membawa bendera yang cukup besar sehingga mengganggu pandangan pengemudi kendaraan yang lain.
Tidak hanya itu saja,Wildan juga mendapati beberapa peserta kampanye yang mencopot knalpot sehingga membuat bising,”Ada motor yang diblombong,yang denger jadi risi“,ungkapnya.
Wildan menambahkan,“Ulah mereka (peserta kampanye) yang gak bener malah akan merusak citra Gerindra,padahal sebagai partai baru iklannya udah cukup bagus”

Hard NEWS

KAMPANYE PAN LIBATKAN ANAK-ANAK.

KALASAN – Kamis(19/3), Kampanye terbuka Partai Amanat Nasional yang di gelar di lapangan Raden Ronggo, Kalasan, beberapa hari lalu menuai banyak kecaman. Baik dari pihak panwaslu maupun masyarakat umum. Masyarakat menganggap partai yang berlambang matahari ini telah melanggar undang-undang yang menyangkut tentang pemilu. Hal ini dikarenakan pada melaksanakan kampanye terbuka, partai tersebut banyak melibatkan anak-anak di bawah umur yang jelas-jelas belum memiliki hak untuk mengikuti pemilihan umum. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilu menyebutkan larangan warga yang tidak mempunyai hak pilih ikut secara aktif dalam kampanye terbuka partai politik.

Pengurus cabang Partai Amanat Nasional daerah sleman berpendapat keterlibatan anak-anak di bawah umur ini sangat disayangkan. Dan dari pihak partai politik tidak pernah menganjurkan keterlibatan anak-anak di bawah umur. Menurutnya semua itu murni keinginan dari pihak simpatisan.

Anto(24) salah satu simpatisan yang mengikuti kampanye terbuka tersebut juga menambahkan bahwa hal-hal yang terjadi pada saat kampanye tidak bisa diduga karena berhubungan langsung dengan pribadi masing-masing simpatisan. “Walau sudah ada larangan untuk tidak membawa anak kecil saat berkampanye, tetapi tetap saja banyak simpatisan-simpatisan yang mengacuhkan larangan tersebut. Dari pihak partai sendiri tidak ada tindakan khusus selain mengeluarkan larangan tersebut. Menurut saya para simpatisan tersebut adalah nyawa partai dan tidak dapat di kecewakan.” Imbuhnya.


SOFT NEWS

Kampanye Hendaknya Jadi Minat Wisatawan Datang ke Yogya.

YOGYAKARTA - Kampanye yang dilakukan oleh partai politik menjelang Pemilu 2009 hendaknya jangan jadi momok wisatawan melainkan justru bisa menjadi minat wisatawan untuk berkunjung ke Yogyakarta.Hal itu dikemukakan Ketua Umum Keluarga Public Relation DIY Deddy Pranowo Eryono pada wartawan, Rabu (18/3). Menurut dia, walaupun kampanye baru berjalan tiga hari ini, tetapi sudah ada indikasi menganggu wisatawan yang dilakukan oleh satu, dua parpol.

Ia memberi contoh ada parpol yang tidak tertib, menggunakan sepeda motor dengan memenuhi badan jalan dan knalpotnya diblondong yang menyebabkan wisatawan terganggu. Ketika menuju ke tempat wisata, mereka menjadi terhambat karena ada arak-arakan kampanye.''Alangkah baiknya kalau kampanye dilakukan lebih santun untuk menunjukkan bahwa Yogyakarta betul-betul daerah wisatawan. Hal ini perlu pengertian daei simpatisan dan parpol,''ungkap Deddy.

Ia berharap para parpol dan partisipasan yang kampanye di wilayah Jateng/DIY yang merupakan tujuan wisatawan perlu menjaga suasana yang kondusif, tertib, aman dan santun.Lebih baik lagi apabila arak-arakan kampanye menunjukkan khas budaya Yogyakarta, misalnya yang naik sepeda motor menggunakan pakaian Jawa dan juga helm.

Dengan demikian kampanye justru akan menjadi tontotnan menarik bagi wisatawan. Deddy berharap kejadian yang terjadi pada saat kampanye tahun 2004 di Prambanan jangan sampai terulang lagi.''Pada waktu itu ada bus wisata yang menbawa wisatawan dari Jepang pada saat ada kampanye di Prambanan dipukuli oleh simpatisan parpol. Padahal waktu itu bus sudah minggir sekali. Hal ini menjadikan citra buruk bagi Yogyakarta. Padahal itu mengembalikan citra yang baik membutuhkan waktu yang panjang,''kata dia.

Menurut Deddy yang juga sebagai Sekretaris PHRI (Perhimpunan Hotel Restauran Indonesia), sampai saat ini sudah ada beberapa biro perjalanan dari Malaysia, Jawa Barat, Jawa Timur dan DKI Jakarta yang menanyakan suasana kampanye di Yogyakarta.

''Mereka meminta jaminan kepada saya dan saya menjamin kampanye di Yogyakarta aman. Karena itu kami minta pengertian dari simpatisan dan parpol untuk menjaga kenyamanan dan ketentraman wisatawan,''ungkap General Manager Rubagraha Hotel ini.apm


Disusun oleh.

Nama : Adhitya Pandu Murti
NIM : 153070228
Kelas : A



Kampanye Partai Gerindra yang Ternoda

soft news

Gemuruh kampanye Partai Gerindra ternoda oleh tingkah puluhan simpatisan yang tidak mematuhi rambu lalu lintas sehingga terpaksa berurusan dengan aparat.Kejadian berlangsung pada Rabu(18/3),puluhan kader Partai Gerindra digaruk polisi ketika mengadakan konvoi sepeda motor menuju kampanye terbuka yang akan diipusatkan di alun-alun utara yang menghadirkan Prabowo Subianto sebagai orator.Para simpatisan partai bernomor urut lima itu dihentikan polisi di daerah Ngabean.
Seorang warga setempat,Wildan (20) mengungkapkan,”Peserta kampanye kena tilang,karena nekat menerobos lampu merah dan tidak menggunakan helm”.Menurut Wildan,ulah para simpatisan Gerindra mengganggu pengguna jalan yang lain,karena selain tidak mematuhi rambu lalu lintas mereka juga membawa bendera yang cukup besar sehingga mengganggu pandangan pengemudi kendaraan yang lain.
Tidak hanya itu saja,Wildan juga mendapati beberapa peserta kampanye yang mencopot knalpot sehingga membuat bising,”Ada motor yang diblombong,yang denger jadi risi“,ungkapnya.
Wildan menambahkan,“Ulah mereka (peserta kampanye) yang gak bener malah akan merusak citra Gerindra,padahal sebagai partai baru iklannya udah cukup bagus”

Sabtu, 21 Maret 2009

Omzet Naik,Perusahaan Sablon Kewalahan [ Soft News ]

Sleman-Setiap akan digelar hajat demokrasi seperti pemilu sekarang ini,pengusaha sablon adalah salahsatu yang menuai untung jutaan rupiah.Abdul contohnya,di studio sablonnya yang terletak di daerah Sleman Utara yang notabene kawasan padat penduduk,dibantu oleh anak dan anggota keluarga lainnya beserta sepuluh karyawan mendesain dan mencetak ratusan order bendera partai setiap harinya.Saat ditemui di studionya (26/2),Abdul mengaku saat ini sedikit kewalahan dalam menerima order.

"Untuk pemilu sudah mulai banyak yang pesan,sampai sekarang ini terhitung sudah delapan partai yang memesan bendera,"katanya.

Abdul menjelaskan,rata-rata satu partai saat ini memesan 1.500 bendera dan dengan masa kampanye yang sampai sembilan bulan,Abdul juga mengaku optimis omzetnya bertambah terutama ketika momen pemilu semakin dekat.Abdul menambahkan setiap menghadapi momen pemilu selalu menambah jumlah karyawannya."Karena pesanannya banyak,jadi mesti menambah karyawan."kata pria yang sudah 20 tahun menggeluti bisnis sablon ini.Dia mengaku saat ini karyawannya adalah anak-anak putus sekolah yang juga tetangga-tetangganya.

Sementara itu H.Fahrudin,pemilik Abadi Sablon yang terletak di daerah Sleman Barat mengaku pesimis dengan kenaikan omzet dalam menyambut momen pemilu ini."Sekarang ini harga kain mengalami kenaikan sebesar Rp 1.000,tapi harga kami tidak naik jadi untungnya berkurang,"keluhnya.Menurutnya,saat ini keuntungan pengusaha sablon rata-rata hanya Rp 500 untuk 1 pcs,berbeda dengan dulu yang bisa mencapai Rp 1.000 per 1 pcs.Mengenai bahan yang digunakan,kata H.Fahrudin,untuk bahan yang digunakan membuat kaos partai adalah highet puring dan highet super karena sekarang sistem sablonnya press computer dan tidak manual lagi.(ngga)

Nama :Rengga Oktabiarto
No. Mahasiswa :153070211
Kelas :A

Gerindra Lakukan Pelanggaran Kampanye [ Hard News ]

Yogyakarta-Panitia pengawas pemilu (panwaslu) DIY,Rabu (18/3),melaporkan dugaan kasus pelanggaran kampanye terbuka partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) di Alun-Alun Utara Yogyakarta pada hari selasa kemarin,kepada KPU Provinsi DIY.

Kampanye Partai Gerindra itu banyak melibatkan anak-anak kecil,berkonvoi menggunakan knalpot blombongan dan mengerahkan massa di luar daerah pemilihan (dapil).

Menurut Ketua KPU DIY,Any Rohyati di sela-sela rapat terbuka partai Gerindra mengatakan "Kami akan segera menindaklanjuti pelanggaran kampanye yang dilakukan oleh partai Gerindra hari ini,selain itu jika terbukti bersalah,partai Gerindra akan langsung diberikan sanksi tegas agar tidak ditiru oleh parta-partai lain."

Namun KPU DIY akan bertindak hati-hati dalam menindaklanjuti pelanggaran kampanye yang dilakukan oleh partai Gerindra,"Teguran dan sanksi keras hanya akan diberikan jika muncul pelanggaran berat yang sifatnya merugikan kepentingan masyarakat umum,"tambah Any Rohyati.

Susilastuti,dosen Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta mengatakan "pelibatan anak-anak dalam kampanye jelas bertentangan dengan pasal 15 dan 87 ,Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak.Selain itu,menurut pandangan mata saya di lapangan,partai Gerindra juga mengerahkan massa di luar dapil,antara lain simpatisan dari Magelang,Temanggung dan Klaten."jelas Susilastuti.

Rio Hermanto,salah satu Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta juga berpendapat"jika KPU tidak menindaklanjuti laporan dari panwaslu,maka KPU dapat terkena tindak pidana pemilu.Dengan demikian,KPU tidak boleh menyepelekan hal ini."(ngga)

Nama : Rengga Oktabiarto
No. Mahasiswa : 153070211
Kelas : A

Selasa, 17 Maret 2009

Meriah tapi Membingungkan

Membingungkan,itulah kata yang dapat diambil dari pelaksanaan talk show "Jurnalisme Infotaiment" yang diadakan Jurusan Ilmu Komunikasi UPN Veteran Yogyakarta pada Selasa (10/3) pukul 10.00 WIB bertempat di ruang seminar Kampus UPN FISIP Babarsari.Sebagian peserta talk show masih merasa bingung setelah mengikuti talk show dengan tema yang diangkat yaitu "Infotaiment: berita atau hiburan".Salah seorang peserta Dika (20) belum dapat menangkap apa yang dimaksud dengan jurnalisme infotaiment apakah berita atau hiburan.
Kesimpulan akhir yang diutarakan oleh Bapak Agung (dosen jurnalistik UPN) menyatakan jurnalisme infotaiment bisa dikatakan sebagai berita atau hiburan tergantung dari perspektif orang yang melihat.Kesimpulan ini dan talk show secara keseluruhan menurut Dika dirasa masih kurang mengena tema yang diusung.
Ditinjau dari pelaksanaan,talk show ini bisa dikatakan cukup meriah dengan menghadirkan nara sumber yang berkecimpung di dunia jurnalistik seperti
Membingungkan,itulah kata yang dapat diambil dari pelaksanaan talk show "Jurnalisme Infotaiment" yang diadakan Jurusan Ilmu Komunikasi UPN Veteran Yogyakarta pada Selasa (10/3) pukul 10.00 WIB bertempat di ruang seminar Kampus UPN FISIP Babarsari.Sebagian peserta talk show masih merasa bingung setelah mengikuti talk show dengan tema yang diangkat yaitu "Infotaiment: berita atau hiburan".Salah seorang peserta Dika (20) belum dapat menangkap apa yang dimaksud dengan jurnalisme infotaiment apakah berita atau hiburan.
Kesimpulan akhir yang diutarakan oleh Bapak Agung (dosen jurnalistik UPN) menyatakan jurnalisme infotaiment bisa dikatakan sebagai berita atau hiburan tergantung dari perspektif orang yang melihat.Kesimpulan ini dan talk show secara keseluruhan menurut Dika dirasa masih kurang mengena tema yang diusung.
Ditinjau dari pelaksanaan,talk show ini bisa dikatakan cukup meriah dengan menghadirkan nara sumber yang berkecimpung di dunia jurnalistik seperti Prof.S Djuarsa Sanjaja sebagai Ketua KPI Pusat,Erika Andriani sebagai ex.Pelaksana Infotaiment Silet di RCTI,Raldy Doi sebagai Corporate Communication TV.

TALK SHOW JURNALISME INFOTAINMENT

Minggu, 15 Maret 2009

JK Capres Tunggal Partai Golkar

YOGYAKARTA -- Calon presiden dari Partai Golkar akhirnya terjawab sudah. Pertemuan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla dengan ketua DPD I Partai Golkar se-Indonesia di Yogyakarta, Sabtu 14 Maret, menutup peluang tokoh lain yang ingin menjadi capres lewat partai pemenang pemilu 2004 itu.
JK kemarin ke Yogyakarta untuk menjadi keynote speaker Forum Rembug Nasional Ikatan Alumni Pascasarjana seluruh Indonesia di Hotel Sheraton Mustika. Usai menghadiri acara tersebut, JK menggelar pertemuan dengan pimpinan DPD I se-Indonesia di Hotel Century Saphir.
Pertemuan yang berlangsung selama dua jam itu menghasilkan kesepakatan antar Ketua DPD I Partai Golkar. Mereka menyebutnya dengan Kesepakatan Yogyakarta. Tercatat ada 28 ketua DPD I yang menandatangani surat kesepakatan tersebut.
Termasuk DPD I Partai Golkar Yogyakarta dan Sulsel. Yang tidak menandatangani karena tidak hadir adalah DPD Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo.
Ketua DPD I Partai Golkar Jawa Barat Uu Rukmana yang ditunjuk sebagai juru bicara forum tersebut membacakan kesepakatan Yogyakarta tersebut. Isinya ketua-ketua DPD I Partai Golkar se-Indonesia sepakat untuk membawa Golkar memenangkan secara mutlak pemilu 2009.
Kedua, pimpinan daerah Partai Golkar se-Indonesia sepakat pada Pilpres 2009, hanya mengusung calon presiden. "Hanya capres, Tidak ada cawapres dalam kamus golkar," kata Uu Rukmana. "Kami juga sepakat mencalonkan HM. Jusuf Kalla sebagai cawapres," sambungnya.
Ketua DPD Partai Golkar Lampung M Alzier Dianis Thabranie menambahkan kesepakatan tersebut merupakan penegasan dari pernyataan lisan di dalam rapat konsultasi pimpinan Golkar di Jakarta sebelumnya. "Kalau dulu lisan, ini dalam bentuk tertulis dan disertai tanda tangan semua ketua DPD tingkat I," katanya.
Dengan kesepakatan tersebut, maka dapat dipastikan JK akan menjadi capres tunggal Partai Golkar. Secara resmi keputusan Jusuf Kalla sebagai capres memang baru diputuskan dalam rapat pimpinan nasional khusus (Rapimnasus) setelah pemilu legislatif nanti.
Namun Rapimnasus dapat dipastikan hanya akan menjadi forum formalitas saja untuk mengesahkan JK sebagai capres. Kepastian ini disampaikan langsung Jusuf Kalla sesaat sebelum meninggalkan Yogyakarta.
Menurut JK, hasil penjaringan yang dilakukan oleh DPD I se-Indonesia menunjukkan mayoritas memilih dirinya sebagai calon presiden. DPD I memang telah melakukan penjaringan ke tingkat DPD II untuk menentukan usulan capres.
"Malah banyak DPD yang hanya satu calonnya (Jusuf Kalla). Hasil penjaringan ini nanti akan diputuskan oleh DPD I juga. Ya sama saja nanti hasilnya," kata JK di Lanud Pangkalan TNI AU Adi Sucipto Yogyakarta kepada wartawan kemarin.
Menurut JK, dari 33 DPD tingkat I, mayoritas mengusulkan namanya sebagai capres. Dari jumlah tersebut 15 DPD di antaranya hanya mengusulkan satu nama yakni Jusuf Kalla. "Tetap prosedur dijalankan walaupun lebih banyak penegasan.
Formalnya tetap di rapimnas khusus, tapi karena semuanya secara tertulis sudah masuk, mayoritas memilih ketua umum dan banyak daerah hanya mengusulkan satu nama, akan lebih mudah menegaskan lagi," kata JK.
Menurut JK, bukan hal aneh kalau ketua umum partai diusulkan menjadi calon presiden. Hampir semua partai besar di dunia, kata JK, mengusulkan ketua umumnya menjadi capres. "Jadi ini bukan hal yang luar biasa," katanya. Apakah sudah membentuk tim sukses? "Belum lah, kita pemilu legislatif dulu," katanya.
Kepastian JK sebagai capres tunggal itu tentu menghilangkan peluang tokoh lain seperti Sri Sultan Hamengku Buwono X atau Akbar Tandjung. Sri Sultan HB X kemarin memilih tidak berada di Yogyakarta saat JK menggelar pertemuan dengan DPD tingkat I di Yogyakarta.
Sultan HB X yang sehari sebelumnya melakukan kunjungan ke beberapa kota di Sumatera, memilih berada di Jakarta. Sehingga kesepakatan Yogyakarta seolah-oleh menikam Sultan di rumahnya sendiri.
Bagaimana tanggapan kubu Sri Sultan mengenai kesepakatan Yogjakarta tersebut? Anggota Tim Pelangi Perubahan (TPP) Franky Sahilatua mengaku sudah berbincang dengan Sri Sultan mengenai kabar tersebut. Menurut Franky, Sultan menilai kesepakatan tersebut menyalahi mekanisme organisasi. Seharusnya segala keputusan tidak dikeluarkan selain di rapimnas.
"Kata Sultan, mestinya itu kan harus melalui mekanisme penjaringan terlebih dahulu. Sebab, amanat rapimnas mengatakan bahwa pencapresan harus melalui penjaringan," katanya. "Baru disahkan di Rapimnas," sambungnya.
Kalau sudah begitu, kata Franky, Partai Golkar hanya akan mencitrakan diri sebagai partai pengurus, bukan partai rakyat. Sebab, semua keputusan diambil dari pengurus tanpa mempertimbangkan aspirasi rakyat. "Sudah jelas, dari berbagai survei, Sultan diinginkan rakyat menjadi capres," katanya.
Ini berarti, imbuh Franky, Partai Golkar tak berubah dari partai Orde Baru. "Dulu Golkar itu memang partai pengurus. Kalau memang mau ada perubahan, mestinya berpihak pada rakyat," tegasnya.
Sultan, menurut Franky, sebenarnya berharap banyak pada Partai Golkar. Karena itu, Sultan menunggu momen penjaringan hingga rapimnas pasca pemilu legislatif untuk mencalonkan diri secara resmi dari Partai Golkar.
Meskipun begitu, kata Franky, Sultan takkan patah arang. Elektabilitas Sultan yang terus naik, kata dia, akan membuat Sultan lebih mudah untuk mencalonkan diri dari partai lain. "Pendukung Sultan banyak kok. Tidak sulit bagi Sultan," katanya.
Lantas, apakah Sultan tersinggug karena kesepakatan digelar di Yogya, di daerah kekuasaan Sultan? Menurut Franky, Sultan sama sekali tidak tersinggung. "Yogya bebas untuk semua orang," tegas pelantun tembang Perahu Retak itu.


ADHITYA PANDU MURTI
153070228.

Selasa, 10 Maret 2009

"Jurnalisme Infotainment,berita ataukah hiburan semata ?"

Yogyakarta(10/03)-Untuk memeriahkan Communication Freak 2008,mahawasiswa jurusan ilmu komunikasi Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta mengadakan sebuah acara talkshow bertemakan "jurnalisme infotainment,berita ataukah hiburan semata ?".Talkshow yang diadakan di ruang seminar kampus II Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta ini menghadirkan pembicara antara lain,Prof.S Djuarsa Sendjaja selaku ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat,Erika Andriarni eks Produser Pelaksana Infotainment Silet di RCTI dan Raldy Doy selaku Corporate Communication TV One.

Talkshow ini digelar untuk menilai bagaimana tayangan infotainment dapat dilihat dari sisi baik maupun sisi buruk."Berita yang mempunyai segi nilai perasaan yang tinggi,bukanlah sebuah berita yang sensasional,melainkan sebuah berita yang rasional.Kebanyakan infotainment menayangkan berita yang menghebohkan,seperti contohnya unsur-unsur popularitas seseorang,konflik rumah tangga,sensasi,dan seks",seperti yang dituturkan Djuarsa Sendjaja,selaku ketua KPI pusat.Djuarsa Sendjaja juga menambahkan,"saat ini tayangan infotainment semakin menjamur lantaran tingkat kebiasaan masyarakatnya itu sendiri yang bergaya hidup glamour dan senang dengan tayangan yang bersifat gosip,apalagi mengenai artis kesayangannya."

Erika Andriarni yang lama berkecimpung di dunia entertainment,khususnya infotainment mempunyai pandangan lain mengenai pro & kontra tayangan infotainment tersebut."Infotainment itu tidak hanya selalu menceritakan tentang privacy seseorang,tetapi menyajikan sisi lain dari seorang artis tersebut.Contohnya mengenai kegiatan kemanusiaan yang dilakukan si artis tersebut ataupun prestasi yang telah dicapai oleh si artis tersebut.Infotainment juga tidak melulu menayangan berita yang bersifat komprehensif atau sebuah kabar burung (gosip)",tuturnya.

Ditegaskan kembali oleh Raldy Doy,selaku Corporate Communication TV One,"berita dan komunikasi adalah sebuah kebutuhan.Merupakan tugas sebuah media untuk menyampaikan berita di dalam sebuah berita.Dan beritapun juga harus mempunyai dampak yang positif terhadap masyarakat penikmatnya."(ngga)


Nama : Rengga Oktabiarto
No.Mahasiswa : 153070211
Kelas : A (Penulisan Berita)

COMUNICATION FREAK "UPN" VETERAN YOGYAKARTA JURNALISME INFOTAINMENT

Yoyakarta-Pada hari Selasa tanggal 10 Maret 2009 pukul 10.00 WIB.Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP "UPN" Veteran mengadakan acara communication freak yang diadakan tiap tahun sekali berupa seminar,seminar kali ini mengangkat tentang "Infotainment",berita ataukah Hiburan.
Seminar kali ini diadakan di ruang seminar kampus UPN Babarsari dan menghadirkan pembicara seperti, Prof.S.Djuarsa Sandjaja sebagai ketua KPI Puasat,Raidy Doy sebagai Corporate Communication TV One,dan Erika Andriani sebagai ex.pro pelaksana Infotainment Silet di RCTI.
Seminar ini mengupas tentang infotainment yang dilihat dari sisi baik dan buruk tayangan tersebut ada yang pro dan kontra dengan adanya jurnalisme program infotainment tesebut.
Bpk.Sasa Djuarsa,ketua KPI Pusat berujar "Berita yang mempunyai nilai taste tinggi,bukanlah berita yang sensasional melainkan rasional.
Namun menurut Eriaka Andriani yang telah lam merkecimpung dalam dunia infotainmrnt mengatakan bahwa,"Infotainment tidak hanya menyangkut private seorang artis dan berita sensasional yang menjadi kontrofersi melainkan menyangkut juga sisi lain dari seorang artis trsebut seperti gaya hidup dan prestasi yang telah dicapai.
"Bagaimana infotainment tidak menjamur kalau kebiasaan masyarakat saja sendiri masih suka dengan acara yang berbau gosip" kata Bp.Sasa Djuarsa selaku ketua KPI Puasat
Seminar kali ini memberikan pandangan pada kita, bahwa tayangan infotainment adalah tayangan yang tidak bisa pisah dari masyarakat,tinggal masyarakat itu sendiri yang mengambil hal yang positif dari tayangan infotainment itu sndiri.


Lasni Roha/153070074

"TALK SHOW JURNALISME INFOTAINMENT"

Yogyakata,Acara talk show communication freak yang diselenggarakan oleh jurusan ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN "Veteran".Talk Show kali atau seminar kali ini mengusung tema "Infotainment,berita ataukah hiburan".
Prof.S.Djuarsa Sandjaja sebagai ketua KPI Pusat,Erika Andriani sebagai ex.Pro Pelaksana Infotainment silet di RCTI,Raldi Doy sebagai Corporate Communication TV ome,dalam acara talk show kali ini mereka hadir sebagai pembicaranya.
Talk Show yang diselenggarakan pada hari Selasa (10/03) pukul 10.00 WIB ini bertempat di ruang seminar kampus UPN Babarsari.Talk Show ini mengupas tentang beragam kontrofersi yang terjadi di infotainment, seperti adanya pro dan kontra dengan hadirnya jurnalisme yang dapat kita lihat dari sisi baik dan buruk tayangan tersebut.
Menurut Bpk Sasa Djuarsa,ketua KPI Pusat, berita yang mempunyai nilai taste tinggi bukanlah berita yang sensasional melainkan rasional.Selain itu Erika Andriani mengatakan infotainment tidak hanya mengangkat ranah private seorang artis tetapi juga menyajikan sisi lain dari artis terssebut yang beritanya sensasional dan kontrofersi.
Pada Talk Show kali ini mengungkapkan bagaimana fakta yang terjadi di masyarakat ,infotainment yang sebenarnya kurang layak untuk dikonsumsi masyarakat malah menjadi suatu tayangan yang mendapatkan rating cukup tinggi.


Pratika vanda/153070397

Talk Show Jurnalisme Infotainment Comunication Freak UPN "Veteran" Yogya

Yogyakarta – Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” mengadakan acara Communication Freak yang diadakan tiap tahun berupa talkshow atau seminar. Salah satu acaranya adalah talkshow jurnalisme yang diadakan pada hari selasa (10/3) pukul 10.00 WIB dengan tema, Jurnalisme infotainment, "berita ataukah hiburan semata?”.


Talkshow jurnalisme yang diadakan di ruang seminar kampus UPN “Veteran” Babarsari ini menghadirkan pembicara, Prof. S. Djuarsa Sendjaja sebagai ketua KPI Pusat, Erika Andriarni sebagai ex.Pro Pelaksana Infotainment Silet di RCTI, dan Raldy Doy sebagai Corporate Communication TV One.


Talkshow yang diadakan tadi pagi ini mengupas tentang infotainment yang dilihat dari sisi baik dan buruk tayangan tersebut. Ada pro dan kontra dengan adanya jurnalisme program infotainment itu sendiri. “Berita yang mempunyai nilai taste yang tinggi, bukanlah berita yang sensasional. Melainkan berita yang rasional. Infotainment kebanyakan menayangkan berita yang sensasional dan mengandung unsur-unsur popularitas, konflik, sensasi, dan seks”, ujar Bp. Sasa Djuarsa, ketua KPI Pusat.


Namun menurut Erika Andriarni yang telah lama berkecimpung dalam dunia entertainment mengatakan, “infotainment itu tidak hanya mengangkat ranah private seseorang artis dan berita sensasional yang sering menjadi kontrofersi. Tetapi juga menyajikan sisi lain dari seorang artis tersebut. Seperti gaya hidup, keberhasilan, dan prestasi yang telah dicapai. Infotainment juga tidak mungkin menayangkan brita yang tidak komprehensif atau bisa disebut kabar burung”, tambahnya.


Talkshow ini memberikan pandangan pada para peserta, bahwa tayangan infotainment adalah tayangan yang tidak pantas untuk ditonton, namun infotainment merupakan tayangan yang tidak mungkin untuk ditiadakan karena ratingnya yang cukup tinggi. Sehingga faktor utama dari adanya tayangan infotainment adalah masyarakat. “Bagaimana infotainment tidak menjamur kalau kebiasaan masyarakatnya sendiri masih suka dengan acara yang berbau gossip tersebut” ujar ketua KPI, Bp. Sasa Djuarsa ditempat.


Dibenarkan oleh Raldy Doy, Corporate Communication TV One yang mengatakan, “berita dan komunikasi adalah kebutuhan. Sudah tugas media untuk menyampaikan kebenaran dalam berita. Dan beritapun kalau bisa berita yang berdampak positif bagi penikmat berita dan masyarakat”.


Nama : Nastiti Puspitaningtyas

Nim : 153070159