Selasa, 02 Juni 2009

"Konvoi Cuman Bikin Macet"

YOGYA - Jatah kampanye terbuka terakhir Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Rabu (1/4), dimanfaatkan dengan mengerahkan kadernya di sejumlah daerah, baik Kota Yogyakarta, Bantul, Gunungkidul, Sleman dan Kulonprogo. Sejumlah jalan besar, diwarnai dengan konvoi motor dan mobil dengan membawa sejumlah atribut partai. Dan juga menghadirkan konvoi tukang becak dan atraksi seni di atas mobil.

Namun demikian, tetap pula terdapat peserta kampanye yang tidak mengindahkan ketertiban. Sehingga banyak di antara peserta kampanye harus berurusan dengan polisi, karena terkena tilang. Apalagi banyak ditemukan pelanggaran berupa sepeda motor blombongan.

Antok (25) yang bertempat tinggal di gandekan lor mengaku jika dia mengikuti konvoi kampanye ini merupakan wujud dari perayaan pesta demokrasi dan masih terpangaruh dari kampanye yang terdahulu. “kalau aku sih ikut konvoi seperti ini buat seneng-seneng aja, suka dengan rame-ramenya. Kan ini juga merupakan perayaan pesta demokrasi bagi masyarakat. Asal dapat menjaga ketertiban aja” tuturnya.

Hal ini bertentangan dengan pendapat Subagyo (47) yang tidak setuju dengan adanya kampanye dengan cara konvoi yang memenuhi jalanan dan terkadang sampai menguasai seluruh jalan. “konvoi cuman bikin macet. Belum lagi peserta-pesertanya yang tidak tahu aturan. Merasa seluruh jalan adalah kepunyaannya. Sampai orang yang akan menggunakan jalan menjadi terhambat” ujarnya.

Memang dengan adanya konvoi kampanye ini menjadikan para polisi jogja lebih ekstra dalam menjaga keamanan agar lalu lintas tetap berjalan lancar, dan tertib. Namu polisi juga mengeluh dengan adanya konvoi yang tak jarang membuat kisruh jalan raya dengan peserta yang tidak dapat mengindahkan tata tertib lalin yang ada. “ya dengan adanya kampanye konvoi seperti ini polisi harus lebih ekstra dalam penanganannya, apalagi di titik-titik daerah yang dilalui oleh arak-arakan konvoi. Khususnya dalam penanganan peserta yang tak jarang tidak tertib. Kadang tidak memakai helm, asal nylonong saja padahal masih lampu merah, dan banyak motor-motor yang di modif dengan knalpot blombongan” ujar Kalis (32) polisi yang sedang bertugas di perempatan dekat parkir bus abu bakar ali.

Meski sempat diguyur hujan, namun tidak menyurutkan niat para peserta kampanye. Mereka tetap melanjutkan konvoi sampai pada perhentian terakhir di lapangan Radengronggo Denggung Sleman.

Nama : Nastiti Puspitaningtyas
Nim : 153070159
Kelas : A
Tugas : Soft news

Kampanye Terbuka PDIP di Denggung Sleman

YOGYA - Kampanye terbuka terakhir, Rabu (1/4), dimanfaatkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan mengerahkan kadernya di sejumlah daerah, baik Kota Yogyakarta, Bantul, Gunungkidul, Sleman dan Kulonprogo. Dan himbauan Mega untuk berhati-hati pada kecurangan-kecurangan dalam pemilu

kampanye terbuka PDIP di lapangan Radengronggo Sleman tetap dihadiri ribuan simpatisan partai yang berlambang kepala banteng ini. Tampil sebagai juru kampanye nasional (jurkamnas), Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Cahyo Kumolo. Dalam orasinya Cahyo berujar, kalau Megawati Soekarnoputri berhasil menjadi Presiden pada Pemilu tahun ini, pendidikan dan kesehatan bagi rakyat kecil akan terjamin. Ada beberapa alasan mengapa Mega masih mau maju sebagai calon presiden. Salah satunya untuk meneruskan cita-cita Bung Karno yang hingga kini belum bisa diselesaikan presiden sesudah era Bung Karno dengan baik.

Selain menghadirkan jurkam anggota DPR RI Dapil DIY Dra Eddy Mihati, panitia juga menampilkan jurkam lokal masing-masing Ketua DPC PDIP Kulonprogo Drs H Zuharsono Azhari dan Gunawan Handoyo. Rapat umum kemarin dihadiri hampir seluruh pengurus DPC PDIP setempat termasuk Sekretaris Gutama Putra SH.

Zuharsono Azhari dalam orasi politiknya menjelaskan, sampai sekarang PDIP tetap berpihak dan membela wong cilik. Sedangkan Eddy Mihati mengungkapkan, semangat PDIP untuk membela rakyat yang tertindas tidak pernah surut. Bahkan semakin giat memperjuangkan kesejahteraan masyarakat dengan menggulirkan program sembako murah.

Ketua umum Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia, Megawati Soekarno Putri hanya mengingatkan para kadernya untuk berhati-hati pada kecurangan-kecurangan dalam pemilu. Beliau juga memberi semangat para kadernya untuk menyuksesekan pemilu di tahun ini.

Nama : Nastiti Puspitaningtyas
Nim : 153070159
Kelas : A
Tugas : Hard news

Senin, 01 Juni 2009

PENULISAN BERITA-TAJUK RENCANA

"KOALISI JILAT LIDAH"

Rencana membangun kembali koalisi antara Partai Demokrat dengan Partai Golkar dalam pilpres menuai banyak kecaman di internal Partai Golkar sendiri.

Ini berarti langkah Jusuf Kalla belum mulus. Bakal pecahnya suara yang menjurus pada pro maupun kontra soal pencalonan JK sebenarnya sudah terlihat dari awal sebelum pemilihan. Dihapuskannya sistim konvensi menjadikan sebahagian kader merasa tidak nyaman. Hal ini berimbas pada sikap politik Sultan untuk tetap ngotot maju jadi capres.

Keengganan JK juga nampak pada saat beliau menerima desakan DPD-DPD untuk maju jadi capres. Hasilnya pun mudah ditebak. Keinginan untuk kembali bersanding dengan SBY lebih besar. Hal ini juga didukung pada realitas pemilu dimana Partai Golkar hanya mampu meraup suara 14%.

Disinilah muncul kegamangan pada diri JK. Jika menerima kembali pinangan SBY maka dia dicap sebagai pemimpin yang tidak memegang teguh kata-katanya. Dimana sikap seperti ini sangat pantang bagi suku bugis-makassar. Sebaliknya, jika menolak, kredibilitas dan harga diri partai tetap terjaga. Dan yang pasti tidak terkesan menjilat kembali ludahnya sendiri.

Bagaimana cara JK keluar dari polemik ini ? Tentunya kita masih harus menunggu lagi hasil dari loby-loby partai lain yang tak bisa lepas dari kesan “jilat ludah”. Dan yang pasti, bukan politik namanya jika tidak selalu memunculkan kejutan-kejutan.

NAMA:LASNI ROHA MARBUN(153070074)/A

TAJUK RENCANA

GOLKAR PECAH,PRABOWO CAPRES TERKUAT MEGAWATI..


Menjelang pengajuan pasangan capres-cawapres, Partai Golkar justru menghadapi perpecahan. Satu kubu masih mempertahankan keputusan rapat pimpinan nasional khusus , yang memutuskan Jusuf Kalla (JK) sebagai capres. Kubu lainnya menghendaki Golkar cukup mengajukan cawapres, mengingat partai itu tampak kesulitan memperoleh mitra koalisi yang signifikan untuk mengajukan capres, dan adanya keinginan sejumlah elite DPP Golkar untuk mempertahankan koalisi dengan Partai Demokrat.

Terkait kondisi tersebut, sebanyak 25 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) tingkat I Golkar mengusulkan kepada Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla, sebaiknya Golkar mengajukan cawapres.
"Usul ini bukan untuk menantang Pak JK, juga bukan sikap mbalelo. Tetapi jika Pak JK mengalami kendala, lebih arif jika solusi tersebut (menjadi cawapres)


Pada prinsipnya siapa pun yang memenangi pilpres mendatang, kader Partai Golkar harus berada di dalam kekuasaan.

kabar bahwa sejumlah DPD I dan DPD II Golkar akan menggelar musyawarah nasional luar biasa (munaslub) untuk menjatuhkan JK dari kursi ketua umum.
25 DPD tingkat I menyerahkan surat kepada JK. Surat tiga lembar tersebut berisi anjuran agar Golkar kembali berkoalisi dengan Demokrat. Selain itu juga usulan enam nama cawapres untuk mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang ditetapkan sebagai capres Demokrat. Keenam nama itu adalah Aburizal Bakrie, Akbar Tandjung, Agung Laksono, Sri Sultan Hamengku Buwono X, Surya Paloh, dan Fadel Muhammad.

Sementara itu, sejumlah pengurus DPD tingkat II Partai Golkar telah berada di Jakarta, menuntut dilibatkan dalam pengambilan keputusan dalam rapimnasus kedua yang akan menentukan koalisi, penentuan capres dan cawapres. "Kami hanya ingin dilibatkan dalam setiap pengambilan keputusan, khususnya sikap partai mengenai koalisi, termasuk penetapan capres dan cawapres.

Secara terpisah, Ketua DPP Partai Golkar yang juga Ketua "JK for President", menegaskan, JK tidak akan mundur sebagai capres. "Beliau tetap mantap dengan pencapresannya. Bahkan yang sangat dimungkinkan berduet dengan Prabowo Subianto,"

Dia menyayangkan sikap DPD I dan DPD II yang seharusnya menjadi benteng pertahanan, malah terjebak permainan kekuasaan yang ujung-ujungnya merusak partai.

Sebelumnya, JK mengatakan, konflik yang mengarah ke perpecahan di Partai Golkar hampir sama modusnya dengan yang terjadi di Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN).

"Kita lihat banyak sekali pandangan berbeda tetapi ini harus dicermati. Sudah ada tiga partai politik yang mau berbeda pandangan di internal, caranya sama. PPP begitu, PAN begitu.
Menyikapi kondisi , pengajuan JK sebagai capres telah melalui proses panjang dan dikukuhkan dalam rapimnasus. Apabila saat ini muncul suara-suara yang mengingkari keputusan itu, berarti ada upaya memecah Golkar.

Dikatakan, adanya keinginan agar Golkar kembali berkoalisi dengan Demokrat dan Golkar hanya mengajukan nama-nama cawapres, menunjukkan banyak elite Golkar yang bermain untuk kepentingan pribadi dan kelompok. Untuk mengatasi persoalan itu,JK segera mengumumkan arah koalisi Golkar, sesuai mandat yang diberikan rapimnasus.


PDI-P dan PAN

Sementara itu, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) hampir dapat dipastikan memilih Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto menjadi cawapres mendampingi Megawati Soekarnoputri. Anggota Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) DPP PDI-P, AP Batubara mengatakan, Prabowo adalah figur paling berpeluang besar menjadi cawapres Megawati. "Dari internal PDI-P memberikan dukungan kuat terhadap duet tersebut.
Dari kubu PAN, meskipun belum diputuskan secara resmi nama Hatta Rajasa sebagai cawapres, dan arah koalisi dengan Partai Demokrat, namun dua hal itu tampaknya hanya tinggal menunggu pengesahan dalam rakernas partai, 2 Mei mendatang. Dukungan terhadap Hatta datang dari 27 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PAN se-Indonesia.


PRATIKA VANDA
153070397 / A

PENULISAN BERITA - OPINI

LULUS TEPAT WAKTU VS LULUS DENGAN WAKTU YANG TEPAT


Cepat lulus cepat kerja, cepat lulus cepat nikah,merupakan sepercik alasan dari berbagai asumsi seseorang yang akan melaksanakan yang namanya wisuda. Dilihat dari segi pendidikan dapat dinilai bahwa orang yang memiliki predikat atau gelar yang lebih tinggi memiliki peluang lebih besar untuk mendapat kerja. Tapi bagaimana dengan gelar yang beralaskan amplop putih tanda terima kasih. Ini bukan hanya sebuah perguruan tinggi maupun universitas yang memperjualbelikan ijazah melainkan banyaknya jasa yang menawarkan skripsi maupun tugas akhir. Jelas ini sangat merugikan mereka yang berusaha dan bersusah payah untuk memperoleh ijazah. Pemerintah lagi yang mau disalahkan atau memang dunia pendidikan syarat dengan materi.
Bangsa Indonesia saat ini dilanda berbagai macam krisis. Baik perekonomian maupun pendidikan. Sekolah tinggi manajemen informatika dan komputer menjadi tanda tanya besar bagi mahasiswanya. Akankah dapat memperbaiki bangsa dari krisis ini,Mungkin itu sangat jauh dari pemikiran kita dan asumsi diatas menjadi landasan alasan kita.
Dalam kehidupan seorang mahasiswa memiliki banyak pertimbangan untuk mencapai suatu kesuksesan. Tuntutan untuk lulus tepat waktu dari lembaga atau keluarga yang membiayai perkuliahan dengan lulus pada waktu yang tepat sehingga dapat memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan keinginan. Beberapa kalangan lebih memilih lulus tepat waktu dan menunggu pekerjaan atau mencarinya.
Bersyukur setelah memperoleh kerja itu harus dilakukan karena rasa syukur memberikan banyak makna dalam hidup. Ada banyak kenangan saat mahasiswa berada dilingkungan kampus dan harusnya itu menjadi buku sejarah kampus.


Nama :Lasni Roha Marbun
Nim : 153070074 / A

atikel opini

'PERJUANGAN KAUM JURNALIS SELALU AKTUAL"


Pahlawan dan Perjuangan adalah dua kata yang tak terpisahkan. Bila seseorang itu berjuang untuk memerdekakan sebuah negeri, misalnya Bung Karno atau Bung Hatta, kedua tokoh itu akan dicatat dalam sejarah bangsa sebagai pahlawan. Ada contoh lagi, misalnya para perwira yang dengan kejamnya dibunuh oleh PKI dalam peristiwa Gestapu/Gerakan 30 September 1965. Nama para perwira yang telah gugur itu ditorehkan dengan tinta emas sebagai pahlawan bangsa. Itu kalau proklamator atau tentara. Bagaimana dengan orang-orang yang bergerak di bidang lain. Guru misalnya. Ternyata bangsa Indonesia sangat menghormati profesi yang digeluti guru sebagai pendidik. Entah siapa yang pertama kali mencetuskannya, Guru kemudian mendapat predikat sebagai Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Kemudian di bidang lain, seperti di dunia pers adakah tercatat nama-nama para pahlawannya? Di dunia jurnalistik atau kewartawanan, peran yang diperjuangkan oleh para tokoh pers agak berbeda dengan tokoh lain seperti tentara.
Bila tentara, terlihat jelas secara fisik mereka akan bertempur melawan musuh di medan peperangan, atau mempertahankan kedaulatan bangsa dan Negara bilamana dijajah atau ada pemberontakan dari dalam negeri.
Untuk para jurnalis, perjuangan yang dilakukannya bukan dengan senjata mematikan melainkan dengan pena. Dulu ketika Jepang dan Belanda masih menjajah Indonesia, ada seorang jurnalis yang dengan keras menentang penjajahan melalui tulisan-tulisannya di media tempat wartawan ini bekerja. Wartawan atau jurnalis itu adalah bernama Adam Malik. Kini sudah almarhum. Karena keahliannya dalam berdiplomasi, maka oleh pemerintah Adam malik dipercaya menjadi Duta Besar, Menteri Luar Negeri bahkan pernah pula sebagai Wakil Presiden.
Pertanyaannya sekarang, masih mungkinkah di era reformasi seperti saat ini ada seorang jurnalis yang akan disebut pejuang atau pahlawan. Kepana tidak?!?! Jangankan wartawan senior. Anda-anda – segelintir mahasiswa STMIK AMIKOM pengelola media Journal pun – dapat mengoptimalkan peran dan perjuangan anda sebagai calon intelektual yang berkemampuan menulis dalam style atau gaya jurnalistik. Gaya jurnalistik jauh berbeda dengan gaya tulisan ilmiah. Bila anda sudah memilih UKM Jurnalistik, sekurang-kurangnya anda harus terus menerus menggali diri untuk dapat menulis secara singkat, jelas akurat, mengalir dan mudah di mengerti oleh pembaca.
Tulisan anda yang mudah dimengerti inilah yang akan mengangkat anda sebagai seorang calon intelektual muda nan piawai mengolah isyu dalam bentuk kalimat-kalimat yang gampang dicerna. Di sinilah arti pentingnya perjuangan anda untuk terus-menerus belajar dan membaca. Wartawan yang Baik adalah Pembaca yang baik. Artinya, bila anda sering membaca kemudian mencerna dan menganalisa tulisan wartawan media cetak yang berkualitas, maka anda secara tidak langsung sudah belajar dari tulisan itu.
Mungkin anda akan bertanya lagi, ada hubungan apa antara kemampuan menulis secara lugas dengan perjuangan seorang ‘Wartawan Kampus’ seperti anda?
Hubungannya jelas! Yakni, anda sebagai calon intelektual yang memilih kuliah di STMIK AMIKOM harus selalu mengikuti perkembangan di dunia TI. Hal-hal aktual apa saja yang perlu segera diketahui oleh masyarakat luas, khususnya pengguna TI. Perjuangan anda, dalam hal ini adalah menggali informasi seluas-luasnya dari media apapun. Media cetak, radio, televisi dan internet. Setelah anda mampu menyerap substansinya, kemudian anda berjuang untuk menuliskannya dalam gaya bahasa jurnalistik yang singkat, padat, akurat, mengalir dan komunikatif sehingga mudah dimengerti pembaca majalah anda.
Lantas, dalam sebuah perjuangan, siapa saja musuh anda? Musuh anda adalah kemalasan, ketidakpekaan, tidak adanya komunikasi dan tidak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Itulah musuh utama dari Wartawan. Kalau sudah bisa mengalahkan atau paling tidak mengeliminir berbagai musuh tadi, sudahkah bisa dikatakan sebagai pahlawan atau pejuang?
Tak usahlah kita mengejar gelar atau predikat seperti. Seyogyanya seorang jurnalis itu menempatkan diri sama dengan seorang guru saja. Biarlah orang lain yang akan memberikan predikat sebagai pahlawan atau pejuang. Jurnalis tak perlu mengejar tanda jasa. Seyogyanya begitu.


Nama :Pratika Vanda
Nim :153070397 / A

Smackdown Ala Indonesia (opini)

Akhir-akhir ini terdapat suatu kecenderungan maraknya acara reality show.Hampir semua stasiun televisi memiliki acara reality show sendiri,mulai dari yang bersifat ngerjain orang,mencari jodoh hingga acara yang mengungkap secara vulgar kehidupan pribadi seseorang.Reality show nampaknya menjadi acara yang nilai jualnya cukup tinggi,indikasinya adalah jumlah acara semacam itu semakin hari semakin bertambah.
Diantara sekian banyak jenis reality show yang paling banyak ditampilkan adalah jenis-jenis acara yang mengungkap kehidupan pribadi seseorang.Baik berupa pencarian seseorang,segmen curhat,mau pun mencari jodoh.
Yang menjadi pertanyaan adalah benarkah yang terjadi dalam acara-acara tersebut merupakan sesuatu yang nyata,bukan cuma rekayasa ala sinetron.Karena semakin lama,muatan reality show tersebut terkesan tidak logis.
Acara Termehek-Mehek yang disiarkan di Trans TV misalnya sering menampilkan seseorang yang sedang mencari orang tua atau mantan pacar yang hilang dengan cara bertanya-tanya kepada kerabat yang lain.Niatnya memang untuk membantu mempertemukan target dengan si pelapor.Apakah sedemikian susahnya menemukan orang yang dicari sampai-sampai memerlukan bantuan tim reality show tersebut.Toh yang dicari bukanlah seorang buronan,dan sekarang juga ada hp,email,dan facebook sehingga tidak perlu repot-repot kesana-kesini.
Terlebih lagi ceritanya semakin tidak mutu saja.Contohnya dalam satu episode pernah ditampilkan seorang anak yang mencari ayahnya yang “menghilang” karena ibunya sedang sakit keras.Ayahnya memang sudah bercerai dengan ibunya,karena ayahnya suka maen wanita.Setelah bertemu ternyata sang ayah sudah memiliki istri lagi.
Menurut sang ayah,dirinya sudah bertahun-tahun telah membiayai hidup si anak hingga menempuh jenjang S2.sekarang dirinya tidak mau kembali karena sudah memiliki keluarga yang baru.Menurut sang ayah dirinya sudah lelah karena tiap kali bertemu cuma dimintai uang saja.Lebih gag mutu lagi,karena tidak mau ikut,si anak kemudian menyeret sang ayah agar mau menjenguk ibunya!
Ada juga yang menampilkan dua sejoli yang berpacaran namun tidak direstui oleh orang tuanya.Setelah diselidiki ternyata mereka adalah saudara kandung,sang lelaki merupakan anak yang sudah lama dititipkan di panti asuhan!Kemungkinan terjadinya kejadian semacam ini sangat langka,1 banding 1juta mungkin.
Terlalu berlebihan,itulah kesan yang ditimbulkan bagaimana mungkin seseorang mau aib keluarganya diketahui oleh seluruh orang di Indonesia?Terlebih lagi hampir di seluruh acara relity show setiap episodenya menampilkan baku hantam baik antar sesama peserta,baik yang lelaki mau pun perempuan.
Lama-lama acara reality show menjadikan sisi konflik dan kekerasan sebagai daya tarik utama. “Curhat Bersama Anjasmara” yang ditayangkan TPI,pada setiap episodenya selalu saja ada yang bertengkar hingga saling jambak sebelum dilerai.Andaikan tidak ingin terjadi maka cukuplah melakukan wawancara di tempat terpisah misalnya.
Reality show adalah acara yang berdasarkan dengan kejadian nyata tanpa ada skenario sebelumnya.Di Amerika acara seperti ini sudah lama menjadi primadona namun muatannya tidak tampak direkayasa.Ada acara yang ekstrim seperti Cops,yang menampilkan polisi menangkap penjahat.Kendati ada baku hantam dengan si penjahat,tidak ada sesuatu yang didramatisir semua berjalan sesuai prosedur penangkapan pada umumnya.
Oprah dalam acaranya pernah menampilkan pasangan yang bercerai meninggalkan 3 orang anak.Mereka bercerai karena salah satunya kedapatan sebagai penyuka sesama jenis.Tapi dalam prosesnya tidak ada dramatisir bahkan hingga saling baku hantam,curhat berjalan dengan lancar dan aman.
Perbedaan dan keganjilan-keganjilan reality show di Indonesia makin hari makin terasa.Pertanyaan yang harus dijawab adalah “benarkah itu benar-benar terjadi?”.Rating yang tinggi mungkin membuat stasiun-stasiun tv berusaha mengangkat tema yang menarik,kalau perlu dibuat mengada-ada,berlebihan dan tak masuk akal.
KPI seharusnya mulai turun tangan,karena jika ternyata reality show yang ada bukanlah merupakan realita maka bisa dikatakan telah terjadi kebohongan publik.Selain itu kebanyakan (walau tidak semua) acara reality show tidak mendidik.Janganlah media mengajarkan untuk berselingkuh dan baku hantam antar sesama.
Jika diamati dramatisir dan kekerasan ala smackdown melakat erat di dalam acara-acara reality show.Mulai dari konflik yang mengada-ada hingga pukul-memukul yang sangat kelihatan kaku.KPI harus jeli mengamati sebelum ada korban smackdown ala Indonesia.

Nama : Masenda.M
No :153070145

Koalisi atas Dasar Ideologi atau Demi Kursi?

Tajuk Rencana
Koalisi atas Dasar Ideologi atau Demi Kursi?
Pemilu telah usai,pemilihan presiden di depan mata.Partai-partai mulai berlomba mencari mitra koalisi.Ketentuan presiden yang diharuskan didukung minimal 20% perolehan kursi legislatif atau 25% jumlah suara meu tidak mau membuat partai-partai berkoalisi.Demokrat satu-satunya partai yang bisa mengusung calon presiden sendiri pun tetap memutuskan untuk berkoalisi dengan partai lain untuk menjalin kekuatan di parlemen.
Berkaca pada masa lalu dimana koalisi antar partai tidak solid dan hanya digunakan untuk kepentingan sesaat.Partai-partai yang memutuskan untuk berkoalisi seharusnya berdasarkan kepada pertimbangan ideologis,bukan berdasarkan hitung-hitungan kursi menteri semata.Jika dengan pertimbangan ideologis,seharusnya partai-partai bernafaskan Islam seperti PPP,PKS,PKB dan PAN bisa membentuk blok baru mengusung calon presiden.
Namun kenyataanya masing-masing partai melakukan koalisi tidak berdasarkan pada kesamaan ideologi yang mereka usung.PPP,PKS,PKB dan PAN bergabung bersama kubu nasionalis Demokrat.Dengan kata lain saat ini tidak ada partai yang benar-benar mengusung ideologi mereka sendiri,masalah ideologi semuanya dianggap cair.Partai-partai Islam jika menjelang pemilihan presiden akan mencitrakan diri sebagai partai tengah yang mampu mencangkup semua golongan.Ini sah-sah saja dilakukan,tapi sebenarnya yang membedakan satu partai dengan partai yang lain adalah ideologi yang mereka usung dan berdasarkan ideologi itulah setiap kebijakan dilaksanakan.
Partai-partai Islam sempat meminta calon wakil presiden SBY berasal dari kalangan Islamis dan sempat mengancam akan hengkang jika tetap mengusung Boediono.Namun ancaman ini hanya ancaman sesaaat,pada akhirnya partai-partai tersebit tetap menerima draf yang diajukan SBY untuk mengusung Boediono.
Penentuan jumlah mentri antar partai pengusung koalisi sering menjadi pertimbangan.Partai yang berkoalisi tentunya akan mencari keuntungan dari koalisi yang mereka jalin.Jika koalisi tersebut berhasil menang,kursi mentri akan menjadi agenda utama partai.Sekali lagi ini sah-sah saja dilakukan asalkan kursi tersebut tidak menjadi alasan utama dalam berkoalisi.
Satu hal lagi yang paling krusial adalah umur dari koalisi itu sendiri.Belum pernah ada koalisi antar partai yang berumur lama.Pada pilpres 2004,capres Golkar yang kalah dari SBY,memutuskan bergabung menjadi partai pemerintah setelah JK terpilih menjadi ketua umum.Koalisi Demokrat-Golkar sempat menguasai pemerintahan dan menjadi kekuatan besar di parlemen selama masa kerja SBY-JK.Akan tetapi setelah pemilihan legislatif,Demokrat yang perolehan suaranya melebihi Golkar secara halus menceraikan Golkar,koalisi bubar.
Belum lama ini pun terjadi koalisi yang umurnya sangat singkat,PPP-PDI-Golkar sepakat membentuk “segitiga emas” membendung SBY.Setelah itu dengan bergabungnya partai-partai lain berubah menjadi “koalisi besar”.Nasib koalisi besar umurnya juga sangat singkat,partai-partai pengusung koalisi banyak yang lari ke kubu Demokrat.
Sikap bunglon para elit politik ini dari sekarang seharusnya diubah.Bagaimana akan membawa bangsa ke arah lebih baik lagi jika tidak ada konsistensi para elit politik?Koalisi yang terjalin hendaknya bukan hanya demi kepentingan perolehan kursi mentri semata. Besikap fleksibel terhadap perubahan boleh saja. Namun yang didahulukan adalah demi kepentingan yang lebih besar yaitu demi kepentingan bangsa dan negara.
Nama : Masenda M
no :153070145

Sabtu, 23 Mei 2009

Feature News (Indepth News)

FENOMENA PAJEKSAN : Citra Pajeksan di Masa Sekarang

Pajeksan adalah sebuah nama jalan di sebelah barat Malioboro. Tentunya sudah tidak asing lagi bagi sebagian warga Yogyakarta. Sebuah nama jalan yang bisa dikatakan ramai karena banyaknya pedagang di sepanjang Jalan Pajeksan. Selain itu, terdapat pula sebuah Sekolah menengah (SLTP N 3 Yogyakarta) yang bertempat di Jalan Pajeksan.

Situasi semacam ini tentunya tidak mengherankan ketika jalan ini menjadi ramai. Banyak interaksi yang terjadi di sepanjang Jalan Pajeksan. Misalnya saja, ketika siang hari banyak interaksi antara pedagang dengan siswa-siswi SLTP; tidak kalah menariknya, tukang becak atau kusir andong yang mangkal di sepanjang jalan Pajeksan menunggu penumpang. Selain itu, banyak juga orang tua yang menjemput anaknya—yang sekolah di SLTP N 3 Yogyakarta—menunggu di jalan ini. “Setiap hari saya selalu ada di sini untuk menjemput anak saya, kecuali hari libur,” kata Heri (ayah salah satu siswa SLTP N 3)

Ketika malam hari tiba, jalan ini pun tidak lantas menjadi sepi. Interaksi yang terjadi semakin bertambah. Terutama dengan hadirnya minuman lapen (minuman yang mengandung alkohol) yang di jual di sepanjang jalan Pajeksan. “Para penikmatnya tidak hanya anak muda, namun orang tua pun hadir di sini untuk menikmati minuman ini,” ungkap Pakdhe (penjual lapen). Lebih lanjut diungkapkan bahwa tidak hanya itu, beberapa komunitas juga sering nongkrong dan membeli lapen di sini. Misalnya saja mahasiswa dari beberapa Universitas di Yogyakarta, anak-anak yang menyatakan dirinya sebagai anak Punk dan komunitas-komunitas lain yang ada di Yogyakarta.

Ironisnya pencitraan buruk terhadap nama Pajeksan muncul. Nama Pajeksan saat ini identik dengan hal-hal yang berkaitan dengan mabuk dan hal-hal yang terkesan negatif. Terlepas dari itu semua, kegiatan di pajeksan juga diwarnai oleh orang-orang yang mendorong gerobak dagangannya untuk pulang. “Setiap hari saya mendorong gerobak dari Malioboro menuju Pajeksan,” ungkap Joko (pendorong gerobak). Dengan ini, berarti citra buruk Pajeksan tidak sekedar hanya selentingan dari orang-orang yang tidak benar-benar tahu tentang Pajeksan.Selain itu,seperti yang dijelaskan oleh Pakdhe,”Kita disini hanya memberikan wadah untuk anak-anak berkreasi,sudah banyak yang telah menjadi “orang” yang berawal dari daerah ini.”Pakdhe juga menambahkan,”Kita juga turut berpartisipasi dalam berbagai acara yang diadakan di daerah Malioboro ini,seperti Malioboro bersih,Malioboro Festival dan berbagai macam acara lainnya.Karena disini kita mempunyai semacam struktur kepanitiaan yang rapi bekerja sama dengan warga daerah sekitar Kampung Pajeksan.”Tanggapan masyarakat Pajeksan-pun bisa dikatakan positif,Bapak Haryo yang setiap hari menghabiskan malamnya di Kawasan Pajeksan bersama teman-temannya mengatakan,”Citra negatif Pajeksan lama-lama luntur dikarenakan kegiatan-kegiatan yang ditelurkan oleh anak-anak disini,tidak selamanya disini digunakan untuk mabuk-mabukan,tapi kegiatan positif malah banyak lahir dari daerah ini.”

Itulah Citra Pajeksan di masa sekarang.Ternyata hal-hal yang positif bisa muncul dari daerah yang kecil ini,yang bisa menghapus kesan-kesan negatif yang banyak dikatakan oleh masyarakat Yogyakarta tentang daerah ini.Daerah Pajeksan yang tak kan pernah mati seiring dengan modernisasi yang sekarang semakin mematikan kekayaan-kekayaan daerah yang ada di Yogyakarta ini.


Pengumpulan materi & sumber 1 : Rengga Oktabiarto (153070211)
Pengumpulan materi & sumber 2 : Adhitya Pandu Murti (153070228)
Editing : Nastiti Puspitaningtyas (153070159)
Penulis : Rengga Okatbiarto (153070211)
Anggota : Masenda M (153070145)
Lasni roha (153070074)
Pratika Vanda Kumala (153070397)
Tugas : Penulisan Berita
Kelas : A


Senin, 18 Mei 2009

Opini : Antara Konspirasi dan Cinta Segitiga

Di saat masyarakat Indonesia sedang fokus pada persiapan Pemilu Presiden 2009,muncul isu hangat tertangkapnya Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),Antasari Azhar terkait pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen,Direktur PT Putra Rajawali Banjaran.


Terungakpnya kasus ini,tidak lepas dari peran Kejaksaan Agung yang langsung bertindak cepat menetapkan Antasari Azhar sebagai tersangka dalang pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen.Sama-sama kita ketahui,Nasrudin Zulkarnaen dibunuh oleh penembak misterius di dalam mobilnya usai bermain golf.Investigasi yang dilakukan oleh kepolisian bersama Kejaksaan Agung belum lama ini menangkap Sigid Haryo Wibisono,seorang pengusaha dan pemilik Harian Merdeka yang diketahui sebagai otak pembunuhan Nasrudin,dari situlah nama Antasari Azhar,Ketua KPK yang notabene bersih dari berbagai macam permasalahan.Kenapa Antasari Azhar ?Apakah ada konspirasi politik ataukah benar cinta segitiga yang menjadi motif dalam kasus ini ?


Gonjang-ganjing inilah yang sedang terjadi di tengah masyarakat.Kejaksaan Agung yang mempunyai peran sentral dalam penetapan status tersangka Antasari Azhar menjadi sorotan dalam kasus ini.Otoritas Kejaksaan Agung yang “diobok-obok” KPK akhir-akhir ini seiring tertangkapnya Jaksa Muda Urip Tri Gunawan terkait kasus korupsi menimbulkan adanya konspirasi bertemakan balas dendam.Ini dapat dilihat dengan cara Kejagung yang terburu-buru menetapkan Antasari Azhar sebagai tersangka padahal belum mendapatkan fakta-fakta yang jelas.Muncul pula isu yang menyebutkan Antasari Azhar terlibat cinta segitiga bersama Rani Juliani,seorang caddy golf.Konspirasi dan isu-isu bertemakan balas dendam ini kini menjadi guyonan yang hangat dan pertanyaan besar muncul di masyarakat “Apakah keharmonisan antar lembaga pemerintahan telah retak ?”


Disini,solusi yang terpenting dalam kasus ini adalah pihak kepolisian dan Kejaksaan Agung harus transaparan dalam penyelesaian kasus ini.Tidak menutup-nutupi investigasi yang sedang berlangsung agar tidak menimbulkan omongan miring,baik di media pers maupun elektronik dan di tengah-tengah masyarakat.


Nama : Rengga Okatbiarto

No.Mahasiswa : 152070211

Kelas : A

Tugas : Penulisan Berita

Jumat, 15 Mei 2009

ADA APA DIBALIK KASUS PEMBUNUHAN NASRUDIN ZULKARNAEN??

Kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnain, yang ditembak oleh dua orang pembunuh bayaran di Modern Land tangerang seusai Nasrudin bermain golf melibatkan Antasari Azhar yang menjabat sebagai ketua KPK (non aktif)

Berita ini sudah pasti membuat heboh semua kalangan. Berbagai duagaan menyelimuti kasus pembunuhan Nasrudin ini. Apkah pembunuhan ini disengaja karena adanya oknum yang ingin menjatuhkan ketua KPK Antasari Azhar yang notabene adalah sosok yang tidak pandang bulu mengungkap dan menangkap para koruptor dari yang kelas kakap sampai kelas teri. Atau apakah kasus ini benar-benar karena skandal percintaan segitiga antara Nasrudi Zulkarnaen, Rani Julianti, dan Antasari Azhar seperti kabar yang saat ini sudah berkembang luas.

Menilik kasus yang menyeret Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Antasari Azhar sepertinya bukan hanya skandal cinta segitiga, melainkan sudah lama direncanakan pihak tertentu untuk merusak citra KPK.

Opini yang berkembang seputar kasus yang menimpa Antasari Azhar itu adalah skenario sekaligus umpan balik dari oknum yang tak menyukai gerakan pemberantasan korupsi yang dilancarkan Ketua KPK non aktif ini. Tujuan yang lebih besar dari skenario itu adalah menggoyang kredibilitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang berkomitmen mendukung upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Kasus yang menimpa Antasari tipis kemungkinannya karena cinta segitiga. Antasari juga sudah masuk perangkap karena sudah lama direncanakan pihak tertentu untuk merusak citra KPK yang dipimpinnya,yang bisa dibilang mengalami kesuksesan.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa Presiden SBY berhasil memberantas korupsi dan lembaga yang menanganinya adalah KPK. Untuk merusak citra SBY tersebut, dilakukan berbagai upaya, di antaranya menggunakan perempuan, seperti Rani Juliani (22), sebagai umpan.

Rani Juliani dapat dinilai hanyalah merupakan umpan, dan Antasari terperangkap dengan umpan tersebut sehingga kasus itu bukan karena skandal asmara, melainkan ada upaya perusakan citra, baik untuk SBY maupun KPK. Sasaran sebenarnya bukan merusak Antasari, melainkan KPK.

Rani adalah seorang caddy (pemungut bola) golf free lance di Lapangan Golf Modern Land, Tangerang, yang namanya dikaitkan dengan kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen (41). Bisa jadi Rani yang berkuliah di STMIK Raharja di Cikokol, Kota Tangerang adalah saksi kunci dalam kasus pembunuhan Nasrudin.

Kasus ini tidak jauh ada hubungannya dengan situasi politik menjelang pemilu presiden pada 8 Juli 2009. Jikalau Antasari ditangkap, citra yang selama ini dibangun SBY dalam memberantas korupsi semakin jelek. Begitu juga kalau Antasari dibebaskan, lembaga yang dipimpinnya, yaitu KPK, akan berimbas menjadi jelek. Artinya, seluruh masyarakat, termasuk dunia, sudah menyoroti kasus ini. Ini jelas-jelas ada yang bermain didalamnya.

Ada skenario besar di balik kasus pembunuhan Nasrudin dan ada pihak lain yang ingin mengarahkan agar Antasari menjadi tersangka. Pemberitaan tentang Antasari menyangkut kasus pembunuhan Nasrudin sangat berlebihan sehingga terkadang mendahului penyidik dan ada pula yang menyebutkan Antasari sudah menjadi tersangka. Tidak tertutup kemungkinan dalam kasus ini Antasari diarahkan sebagai tersangka karena ia sering mengungkap kasus korupsi dengan skala besar. Namun, pihak penyidik Polda Metro Jaya memanggil Antasari sebagai saksi.

Antasari membantah semua opini yang terkait dengan kasus yang menimpanya. Dan atas tuduhan yang dikenakan terhadap dirinya. Ia juga menegaskan, masih berstatus sebagai saksi dalam surat pemanggilan dari Polda Metro Jaya. Orang nomor satu di KPK ini menyatakan didukung penuh oleh keluarga, terutama istrinya yang ikut memberi kekuatan menghadapi situasi ini. Antasari juga menyatakan siap diperiksa oleh pihak Polda Metro Jaya dan akan didampingi 10 pengacara yang tak lain teman-temannya sendiri.

Nama : Nastiti Puspitaningtyas
Nim : 153070159
Kelas : A
Tugas : Penulisan opini

Selasa, 05 Mei 2009

Koalisi Demi Kepentingan Rakyat

Isu koalisi ramai dibicarakan menjelang pemilu presiden 8 Juli mendatang. Para pemimpin partai politik menjalin komunikasi politik untuk membentuk koalisi.
Meski pimpinan parpol mencoba meyakinkan masyarakat bahwa koalisi dibangun untuk memperjuangkan kepentingan rakyat, namun lebih tepatnya koalisi dirancang untuk meraih kekuasaan. Untuk memenuhi syarat minimal pencalonan presiden dan wakil presiden itulah koalisi dibangun.
Pascapemilu legislatif dan pecahnya koalisi Partai Demokrat-Partai Golkar, tercipta tiga kelompok. Mereka adalah kelompok pemenang pemilu Partai Demokrat, kelompok PDI Perjuangan, dan kelompok Partai Golkar. Ketiga kelompok tersebut berkomunikasi dengan partai lain guna membangun apa yang mereka sebut sebagai koalisi.
Dari pemberitaan media tampak bahwa ternyata memang tidak mudah untuk menemukan sosok calon wakil presiden. Semua pemimpin parpol ingin menjadi calon presiden dengan dalih itu adalah amanat partai, tanpa mempertimbangkan suara rakyat dalam pemilu legislatif.
Partai Demokrat mengusung Susilo Bambang Yudhoyono, PDI-P mengusung Megawati Soekarnoputri, Golkar mengangkat Jusuf Kalla, Gerindra mencalonkan Prabowo Subianto, dan Partai Hanura menjagokan Wiranto. Dari semua calon itu belum ada yang secara resmi menunjuk siapa calon wapres mereka.
Koalisi untuk kekuasaan itu juga tampak dari pernyataan sejumlah elite politik yang plin-plan dan terkesan hanya mementingkan pada kekuasaan. Sejarah lima tahun lalu mengajarkan kepada kita bahwa Koalisi Pragmatis, Koalisi Kebangsaan dan Koalisi Kerakyatan yang tercipta pada Pemilu 2004 ternyata rapuh dan akhirnya berantakan.
Melihat pengalaman sejarah itu, apakah kini bukan saatnya bagi kita membangun koalisi berdasarkan kesamaan visi dan bukan semata-mata kesamaan kepentingan atau perasaan. Dan, koalisi itu harus didekasikan untuk mengabdi kepada kepentingan rakyat.

Nama : Nastiti Puspitaningtyas

NIM : 153070159

Kelas : A

Tugas : Penulisan Berita ( Tajuk Rencana )

Partai Golkar Mempertaruhkan Martabat

Dinamika politik berkembang cepat. Menjelang Rapimnas Khusus Partai Golkar yang digelar hari ini di Jakarta, Dewan Pengurus Pusat kemarin mengambil sikap untuk menghentikan proses koalisi dengan Partai Demokrat dan memberi wewenang kepada ketua umum untuk membuka koalisi dengan partai-partai lain. Yang terjadi di tubuh partai pemenang Pemilu 2004 itu bukanlah konflik atau friksi melainkan lebih kepada kegamangan untuk mengambil langkah setelah perolehan suaranya dalam Pemilu Legislatif 9 April lalu merosot tajam. Menggalang koalisi dengan Partai Demokrat sebagai pemenang lebih diinginkan tetapi rupanya belum berhasil.

Kunci masalahnya ada pada ketidaksepakatan figur calon wakil presiden. Partai Demokrat dan SBY meminta agar Partai Golkar menyodorkan beberapa nama untuk dipilih sebagai cawapres. Sementara elite Partai Golkar berusaha mengegolkan lagi duet SBY-Kalla untuk pilpres bulan Juli mendatang. Bagaimana pun rapimnas khusus hari ini yang akan mengambil keputusan. Bisa jadi partai itu akan benar-benar meninggalkan Demokrat ataukah masih ada opsi lain yang bisa menggiring kembali ke arah koalisi. Alternatif lain adalah bergabung dengan PDI-P dengan risiko juga gagal atau membangun poros baru yang akan mengusung Jusuf Kalla sebagai capres.

Sesungguhnya yang sedang dipertaruhkan sekarang adalah martabatnya sebagai sebuah partai besar yang relatif paling tua dan berpengalaman. Kecepatan bermanuver setelah mengetahui hasil pemilu legislatif merupakan langkah penting. Hanya saja kalau tidak berhati-hati justru akan membuat partai ini terpuruk dan terjebak hanya sebagai pemburu kekuasaan saja, untuk tidak mengatakan ”meminta-minta” agar tak tertinggal dari gerbong pemerintahan. Kebetulan sejak lahir hingga sekarang partai itu memang tak memiliki tradisi oposan. Pada Pilpres 2004 partai itu kalah tetapi kemudian Wapres Jusuf Kalla terpilih menjadi ketua umum.
Situasi dilematis partai kali ini membuat segala sesuatunya tidak mudah. Di satu sisi ada desakan kuat agar partai tersebut konsisten dengan pencalonan Jusuf Kalla sebagai capres seperti yang sudah dicanangkan sebelum pemilu legislatif. Apa pun risikonya termasuk kemungkinan kalah harus dihadapi secara berani dan bermartabat. Namun di sisi lain realitas politik terkait dengan perolehan suara pemilu legislatif dan relatif kecilnya elektabilitas Jusuf Kalla sebagai capres, dilihat dari berbagai hasil survei, memaksa sebagian elite untuk bersikap realistis sehingga segera mendekat ke Demokrat untuk bisa dipasangkan lagi dengan SBY.

Sayang hal itu tidaklah semulus yang dibayangkan. Kecuali perubahan sikap Partai Demokrat terkait dengan posisi wakil presiden, gejolak internal di partai berlambang beringin yang meminta ketua umumnya mempertanggungjawabkan kekalahan Golkar juga cukup kuat. Artinya partai tidak bulat mendukung Kalla maju sebagai capres maupun cawapres. Inilah yang rupanya mendorong DPP Partai Golkar untuk segera mengambil sikap agar ketika menghadapi rapimnas khusus hari ini sudah mempunyai bekal yang lebih pasti. Apa pun bentuknya, sikap tegas dan keputusan harus diambil dengan lebih mengedepankan harga diri dan martabat partai.

Banyak pengamat menyarankan agar partai itu tak terjebak pada kepentingan jangka pendek atau pragmatisme politik untuk tetap berada di kekuasaan. Memikirkan pengembangan partai dalam lima tahun ke depan agar bisa kembali meraih kemenangan atau setidaknya meningkatkan dukungan rakyat jauh lebih strategis. Memang tidak sedikit yang meragukan apakah mereka siap berada di luar pemerintahan baik sebagai kekuatan oposisi atau bersikap netral di parlemen. Semua itu tentu harus menjadi pemikiran secara internal. Yang utama kepentingan partai dan yang lebih memberi prospek baik ke depan mesti lebih diutamakan.


Nama : Adhitya Pandu Murti

NIM : 153070228

Kelas : A

Tugas : Penulisan Berita ( Tajuk Rencana )

Senin, 04 Mei 2009

Tajuk Rencana : Koalisi Permanen

Pemilu Legislatif sudah melewati tahap pencontrengan, sekarang tinggal tahap penghitungan suara. Hasil Quick Count (hitung cepat) pun sudah banyak diketahui oleh rakyat Indonesia. Sehingga berdasarkan hasil ini sudah dapat diperkirakan 9 parpol yang diperkirakan akan eksis di DPR. Namun, harus dipahami bahwa hasil perhitungan (manual) KPU-lah yang nanti akan digunakan secara resmi, formal dan legal untuk menentukan parpol pemenang Pemilu Legislatif dan sekaligus jatah atau distribusi jumlah kursi DPR yang diperoleh masing-masing Parpol.
Sementara itu, saat ini para petinggi Parpol, terutama yang mempunyai kemungkinan eksis di DPR periode 2009-2014 mulai berhitung, mulai berkomunikasi, mulai ancang-ancang melakukan tahapan Pemilu berikutnya, yaitu Pemilihan Umum Presiden RI. Pendekatan sana-sini mulai diutak-atik. Kata yang populer untuk hal ini adalah: KOALISI.

Koalisi yang dilakukan Parpol pada periode 2004-2009 itu. Tampaknya sungguh aneh. Ada parpol yang masuk dalam suatu koalisi namun tidak segan-segan menyodok parpol lain (entah di parlemen, ataupun di pemerintahan) yang sebenarnya masih dalam satu naungan koalisinya. Ada lagi dua parpol yang secara nasional berseberangan, satu memposisikan sebagai parpol oposisi dan satunya parpol pemerintah yang sedang berkuasa, namun di beberapa Pemilu (Pilkada) Gubernur/Walikota/Bupati mereka bekerja sama bahu-membahu memenangkan pasangan calon pimpinan daerah tertentu

Mestinya yang kita harapkan adanya KOALISI PERMANEN diantara parpol-parpol itu. Bagaimana itu koalisi permanen? Seharusnya jika ada beberapa parpol yang sudah berani memutuskan untuk mengikatkan diri dalam suatu koalisi,dalam periode kepemerintahan 5 tahun (misalkan 2009-2014 sebagai Koalisi parpol-parpol yang berkuasa di pemerintahan) suka ataupun tidak suka semua parpol yang masuk koalisis ini harus satu suara dengan kebijakan pemerintah, apapun kondisinya, pahit getirnya,enak tidaknya,untung ruginya,harus konsisten selama 5 tahun (koalisi) pemerintahan, jangan ada yang mangkir, jangan ada yang jahat menusuk dari belakang demi cari muka ataupun cari simpati rakyat.

Begitu pula dalam kurun waktu 5 tahun koalisi itu harus konsisten saling dukung dalam Pemilu (Pilkada) Gubernur/Walikota/Bupati, seharusnya itu yang harus dilakukan, jangan koalisi sana koalisi sini,ujung-ujungnya tidak jelas. Artinya apa? Koalisi yang dibangun di tingkat nasional harus secara otomatis dan konsisten dijalankan juga di tingkat daerah. Ini namanya Koalisi permanen.
Begitupun juga yang berlaku untuk parpol-parpol yang ingin koalisi dalam konteks oposisi, harus terus menjaga ikatan oposisinya secara permanen dan terstruktur dari pusat (nasional) sampai bawah (daerah).

Jadi,pada intinya,bangunlah koalisi permanen untuk Pemilu Presiden 2009, dengan sebenar-benarnya koalisi. Agar demokrasi di Indonesia berjalan dan berlangsung dengan indah.

Nama :Rengga Oktabiarto
No.Mahasiswa :153070211
Kelas :A
Tugas :Penulisan Berita

Selasa, 28 April 2009

Wakidi Penjual Balon Tanpa Sebuah Kaki

Terik siang matahari tak menyurutkan niat wakidi untuk menafkahi keluarganya. Peluh yang dikeluarkan tidak sebanding dengan apa yang dia terima. Dia yang hanya mengandalkan satu kakinya untuk menyusuri jalan, menjajakan dagangan balonnya demi sesuap nasi. “saya terkadang berjualan balon naik sepeda, mengandalkan satu kaki, bahkan tak jarang saya juga jalan dari pojok beteng sampai sini, siapa tahu diperjalanan ada yang membeli balon saya. Bagaimanapun caranya, saya tetap berusaha. Demi kluarga saya”.

Demikian prinsip hidup bapak Wakidi (41) yang bertempat tinggal di pandak, Bantul. Seorang penjual balon keliling yang tetap berusaha untuk menafkahi istri dan ketiga anaknya walaupun hanya mengandalkan satu kaki. Dialah yang menjadi satu-satunya tulang punggung bagi keluarganya. 20 tahun sudah dia berkeliling menyusuri jalan dari satu kampung ke kampung lain untuk berjualan balon. Pagi menjelang hingga akhirnya berganti malam Wakidi mengais rezekinya paling tidak untuk makan satu keluarga di hari itu.

Dia mengaku penghasilannya sehari tidak cukup untuk membiayai kebutuhan anak dan istrinya, terlebih lagi untuk membiayai kedua anaknya di bangku sekolah. “bagaimana mau cukup mbak, lha wong seharinya saja saya paling mentok cumin dapat 20 ribu rupiah. Itu saja paling cumin cukup buat makan satu keluarga sehari” tuturnya.

Namun meskipun begitu, Wakidi tetap berusaha membanting tulang walaupun dengan keadaan yang hanya memiliki satu kaki ini.

Setiap hari dia berkeliling dengan ditemanai tongkat kayu setianya untuk menjajakan balon. Terkadang dia berjualan di pasar Bantul, sepanjang jalan Malioboro, namun penghasilannya tak lain dan tidak bukan tetap 20 ribu. “saya lebih sering mangkal di pasar Beringharjo sini, karena terkadang balon saya laris terjual” tambahnya.

Supardi (32) penjual mainan anak-anak di pasar Beringharjo mengaku sudah lama mengenal Wakidi. “Wakidi sudah lama berjualan di sini. Terkadang saya dan dia sama-sama berjualan di sini. Dia orang yang baik, jujur dalam berusaha. Dan semangatnya itu yang terkadang saya malu dengan diri saya sendiri” ungkapnya.

Walaupun jalan hidup Wakidi yang seperti ini, namun dia mempunyai suatu cita-cita. Yaitu menginginkan kehidupan anak-anaknya lebih enak darinya. Dan dia berharap tetap dapat menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak-anaknya sampai selesai agar tidak sengsara sepertinya.


Nama : Nastiti puspitaningtyas

No. Mahasiswa : 153070159
Kelas : A
Tugas : Penulisan Berita

Kemad : Sang Musisi Buta

Namanya Kemad.Ia mengarungi dunia tanpa memiliki mata terbuka.Setiap hari ia mengais rejeki dengan mengamen di salah satu sudut Malioboro.Kebutaan tak menghambat bakat musiknya yang luar biasa.Bermodalkan angklung,nada indah terlantun seiring rupiah mengalir ke dalam kaleng kecil yang ia sediakan dari setiap pejalan kaki yang menghargai bakatnya atau sekedar merasa iba.

Penampilannya sederhana bahkan bajunya terlihat kotor,namun kemampuannya bermusik jangan ditanya.Kemad mengaku bisa memainkan semua jenis lagu yang didengarnya dengan alat musik kesukaannya yaitu angklung.”Sudah bertahun-tahun saya ngamen disini”,ungkap Kemad.

Lelaki paruh baya tersebut menjajakan musik untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari .Penghasilan yang didapat tidaklah pasti,kadang dapat lumayan namun tak jarang hanya dapat sedikit.Ketika ditanya jumlahnya,Kemad menolak mengungkapkan nominal penghasilan yang ia dapat.”Pokoknya ,dapatnya gag pasti”,jelas Kemad.

Setiap hari Kemad berangkat pagi –pagi dari rumahnya yang terletak di daerah Minggiran menuju tempatnya melakukan “konser” jalanan dengan menggunakan becak.Ketika sore beranjak dengan becak pula ia kembali ke rumah.

Kemad adalah seorang autodidak,kemampuan bermusiknya didapat dengan belajar sendiri.”Saya belajar musik sendiri,tidak ada yang mengajari sudah bisa sendiri”,kata Kemad.Ia menambahkan,”Saya kan seniman”.Sebagai seorang seniman,Kemad mengaku bisa memainkan semua lagu yang pernah ia dengar.”Semua lagu saya bisa mainkan”,tambah Kemad.

Sebuah gang kecil di sudut Malioboro menjadi saksi bisu bagaimana Kemad mengadakan sebuah pertunjukan seni .Dengan instrument angklung yang sederhana mencoba menari perhatian hiruk pikuk orang yang ramai berjalan.Kemad tidak pernah mengeluh mengenai keadaanya.

Menurut Amir,seorang pedagang rokok keliling yang sudah lama berjualan di Maliobor Kemad adalah seorang yang gigih berjuang.”Sejak dulu saya selalu melihatnya mengamen di sana”,ungkap Amir.”Tapi kemarin ia kayaknya enggak ngamen”,kata Amir.

Perjuangan Kemad patut diacungi jempol,kendati ia buta namun ia memilih untuk menjual kemampuan bermusiknya ketimbang sekedar mengemis memohon belas kasihan dari orang lain.


Nama : Masenda.M

No : 153070145

penjual angkringan sebelah gedung DPRD malioboro

Pak Darmono adalah seorang penjual makanan dengan angkringan, beragama Islam, lahir di Klaten pada tanggal 20 Maret 1964. Pada waktu wawancara dilakukan ini berarti Pak Darmono berusia 39 tahun. Pak Darmono sudah menikah secara resmi pada tahun 1995 dengan istri kedua yang bernama Aminah, yang lahir pada tahun 1980 dan sekarang berusia 23 tahun. Dari pernikahannya ini, Pak Darmono dikaruniai seorang anak yang baru berusia 2 tahun. Dengan demikian, anak Pak Darmono sebenarnya ada dua. Anak pertama dari istri pertama seorang laki-laki sudah lulus SMU tahun 2003 ini. Anak pertamanya berusia 18 tahun, terpaut dua tahun lebih muda dari istrinya. Pendidikan terakhir Pak Darmono sendiri adalah SLTA di Klaten dan lulus pada tahun 1984. Saat ini pak Darmono sekeluarga berdomisili di Jogoyudan Rw XX / YY Yogyakarta.

Pekerjaan pokok Pak Darmono pada saat ini adalah sebagai pedagang angkringan, sedangkan pekerjaan Bu Aminah istrinya adalah ibu rumah tangga dan membantu suami (Pak Darmono) di angkringan. Adapun waktu pekerjaan pokok (buka) Pak Darmono di angkringan ada 10 jam yaitu dari pukul 17.00 WIB s.d. pukul 03.00 WIB. Pada jam tersebut, Pak Darmono akan dibantu oleh Bu Aminah istrinya, Mas Paimin keponakannya, dan Bu De-nya, apalagi kalau pengunjung dan atau pembelinya banyak atau kalau Pak Darmono sendiri sedang ada urusan yang lain.

Pekerjaan persiapan dimulai dari pagi hari, dengan waktu yang tidak tentu, dan yang membantu menyiapkan dagangan ini adalah Bu De-nya dan Mas Paimin keponakannya. Pak Darmono sendiri baru terlibat dalam pekerjaan persiapan ini setelah pukul 11.00 WIB, karena waktu sebelum itu, tepatnya pukul 04.00 WIB sampai dengan pukul 11.00 WIB merupakan waktu istirahat bagi Pak Darmono.

Hari istirahat (tidak buka) untuk Pak Darmono sebagai pedagang angkringan tidak menentu, hanya pada hari-hari besar, seperti lebaran, dan kalau ada keperluan keluarga. Pak Darmono juga memiliki pekerjaan sampingan yaitu sebagai petani di tanah kelahirannya Klaten. Tapi pekerjaan ini dilakukannya hanya pada saat-saat tertentu; saat tenaganya diperlukan oleh keluarganya, dan atau ia ingin melakukannya.

Dalam hal persiapan, menu yang bersifat “basah” seperti nasi, sayur, dan makanan pokok lainnya disiapkan / dimasak sendiri oleh keluarganya, sedangkan untuk menu yang bersifat “kering” seperti kerupuk, roti, kue-kuean, dan kacang, merupakan titipan orang, dan ada juga yang dibeli di pasar.

Angkringan Pak Darmono unik sebab cara penyajian nasi sayurnya tidak dengan bungkusan-seperti angkringan pada umumnya tetapi dengan piring, dan nasinya akan tetap panas karena disimpan dalam termos nasi. Harganya juga berbeda yaitu Rp. 1500/piring.

Langganan tetap Pak Darmono di angkringan adalah para sopir taksi, tukang becak, karyawan kantor yang buka sore, beberapa pedagang klithikan, dan warga sekitar. Sedangkan langganan tidak tetapnya -tapi cukup banyak, yaitu para pejalan pedestrian yang lewat di sana.

Status gerobak yang dipakai oleh Pak Darmono adalah milik sendiri, dan semuanya berjumlah dua buah. Gerobak yang satunya “mangkal” di depan pasar Kranggan, dan bersifat permanen, karena diparkir di sana saat dagangannya tutup. Sedangkan gerobak Pak Darmono yang berada di jalan Mangkubumi bersifat tidak permanen karena pada saat dagangannya tutup akan di parkir di bekas kantor Departemen Tenaga Kerja yang secara fisik bangunannya sudah rusak. Walaupun begitu, orang lain (sesama pedagang), tidak akan merebut lokasi yang sudah ditempatinya, karena lokasi tersebut sudah menjadi “milik” pak Darmono menurut kesepakatan mereka, sesama pedagang.

Pak Darmono sendiri memiliki pengalaman kerja sebagai petani di Klaten sejak usianya masih kecil, karena memang kedua orang tuanya adalah petani. Bahkan sampai saat ini Pak Darmono masih menjadikannya sebagai pekerjaan sampingan, saat tenaganya dibutuhkan, dan atau saat ia ingin melakukannya. Pada saat ia pergi bertani, maka yang akan menjaga angkringan adalah Bu De-nya, juga oleh istrinya dan Mas Paimin keponakannya.

Riwayat usaha angkringan pak Darmono dimulai ketika ia diajak oleh temannya pada tahun 1980-an. Mereka lalu bersama-sama menjual makanan angkringan di Semarang; sampai pada akhirnya pada tahun 1988 usaha angkringan Pak Darmono tersebut pindah ke Yogyakarta sampai sekarang yang berada di jalan malioboro tepat nya sebelah gedung DPRD.


Nama:Pratika Vanda Kumala

Nim :153070397

wanita penjual es dawet dipinggiran malioboro

Malioboro adalah salah satu daya tarik dari kota yogyakarta,belum pas rasanya apabila kekota yogyakarta belum mengunjungi malioboro.dipinggiran malioboro banyak kita temukan pedagang-pedagang yang menjajakan dagangan mereka,seperti pedagang pakaian,tas,sandal,pedagang asongan,loper koran,penjual makanan dan minuman,serta masih banyak lagi.

Dipinggiran pelataran malioboro,seorang wanita berumur separuh baya sedang sibuk melayani pembeli,dialah sumari wanita yang berumur 37 tahun ini telah kurang lebih 14 tahun berjualan es dawet dipinggiran malioboro,dengan menggunakan sebuah gerobak yang diatasnya terdapat kendi-kendi kecil berisikan es-es dawet yang siap untuk dijual.terik sinar matahari yang panas tidak mematahkan semangat sang ibu untuk mengais rezeki.

Sumari memulai usahanya berjualan es dawet dimalioboro sejak tahun 1995,penghasilan yang didapatpun tidak menentu,''Yah,kalo lagi rame-ramenya sehari saya bisa dapat duit 80.000-100.000 gt,tapi kalau lagi sepi yah cuma dapat 35.000-50.000an gt,yah lumayanlah mbak buat makan keluarga sehari-hari"ujar sumari.

Ibu yang memiliki 3 orang anak ini berjualan es dawet untuk membantu perekonomian keluarganya,maklum suami ibu sumari hanyalah tukang becak,apabila ibu sumari hanya berpangku tangan dirumah maka kebutuhan hidup mereka tidak akan terpenuhi,sedangkan ke3 anak ibu sumarimasih bersekolah dan memerlukan biaya.

Banyak suka duka yang dialami ibu sumari selama berjualan es dawet,yaitu apabila cuaca sedang terik atau panas maka es dawet ibu sumari akan laku terjual,dan dukanya apabila sedang musim hujan,dagangan akan sepi oleh pembeli,sehingga daganganya tidak terjual habis dan akhirnya ibu sumari harus membuang dagangan esnya yang tidak laku terjual.ibu sumari berjualan es dawet dimalioboro hampir tiap hari,dia membuka daganganya sejak pukul 09.00-16.00 sore.

Harapan ibu sumari tidaklah muluk-muluk"saya jualan es dawet itu,cuma buat bantu-bantu suami supaya kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi,bayar sekolah anak-anak,dan bisa hidup layak kaya orang''ujar sumari.

Inilah salah satu contoh fenomena kehidupan pedagang-pedagang dipinggiran malioboro yang mengais rezeki untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

LASNI ROHA MARBUN (153070074)