Senin, 01 Juni 2009

TAJUK RENCANA

GOLKAR PECAH,PRABOWO CAPRES TERKUAT MEGAWATI..


Menjelang pengajuan pasangan capres-cawapres, Partai Golkar justru menghadapi perpecahan. Satu kubu masih mempertahankan keputusan rapat pimpinan nasional khusus , yang memutuskan Jusuf Kalla (JK) sebagai capres. Kubu lainnya menghendaki Golkar cukup mengajukan cawapres, mengingat partai itu tampak kesulitan memperoleh mitra koalisi yang signifikan untuk mengajukan capres, dan adanya keinginan sejumlah elite DPP Golkar untuk mempertahankan koalisi dengan Partai Demokrat.

Terkait kondisi tersebut, sebanyak 25 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) tingkat I Golkar mengusulkan kepada Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla, sebaiknya Golkar mengajukan cawapres.
"Usul ini bukan untuk menantang Pak JK, juga bukan sikap mbalelo. Tetapi jika Pak JK mengalami kendala, lebih arif jika solusi tersebut (menjadi cawapres)


Pada prinsipnya siapa pun yang memenangi pilpres mendatang, kader Partai Golkar harus berada di dalam kekuasaan.

kabar bahwa sejumlah DPD I dan DPD II Golkar akan menggelar musyawarah nasional luar biasa (munaslub) untuk menjatuhkan JK dari kursi ketua umum.
25 DPD tingkat I menyerahkan surat kepada JK. Surat tiga lembar tersebut berisi anjuran agar Golkar kembali berkoalisi dengan Demokrat. Selain itu juga usulan enam nama cawapres untuk mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang ditetapkan sebagai capres Demokrat. Keenam nama itu adalah Aburizal Bakrie, Akbar Tandjung, Agung Laksono, Sri Sultan Hamengku Buwono X, Surya Paloh, dan Fadel Muhammad.

Sementara itu, sejumlah pengurus DPD tingkat II Partai Golkar telah berada di Jakarta, menuntut dilibatkan dalam pengambilan keputusan dalam rapimnasus kedua yang akan menentukan koalisi, penentuan capres dan cawapres. "Kami hanya ingin dilibatkan dalam setiap pengambilan keputusan, khususnya sikap partai mengenai koalisi, termasuk penetapan capres dan cawapres.

Secara terpisah, Ketua DPP Partai Golkar yang juga Ketua "JK for President", menegaskan, JK tidak akan mundur sebagai capres. "Beliau tetap mantap dengan pencapresannya. Bahkan yang sangat dimungkinkan berduet dengan Prabowo Subianto,"

Dia menyayangkan sikap DPD I dan DPD II yang seharusnya menjadi benteng pertahanan, malah terjebak permainan kekuasaan yang ujung-ujungnya merusak partai.

Sebelumnya, JK mengatakan, konflik yang mengarah ke perpecahan di Partai Golkar hampir sama modusnya dengan yang terjadi di Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN).

"Kita lihat banyak sekali pandangan berbeda tetapi ini harus dicermati. Sudah ada tiga partai politik yang mau berbeda pandangan di internal, caranya sama. PPP begitu, PAN begitu.
Menyikapi kondisi , pengajuan JK sebagai capres telah melalui proses panjang dan dikukuhkan dalam rapimnasus. Apabila saat ini muncul suara-suara yang mengingkari keputusan itu, berarti ada upaya memecah Golkar.

Dikatakan, adanya keinginan agar Golkar kembali berkoalisi dengan Demokrat dan Golkar hanya mengajukan nama-nama cawapres, menunjukkan banyak elite Golkar yang bermain untuk kepentingan pribadi dan kelompok. Untuk mengatasi persoalan itu,JK segera mengumumkan arah koalisi Golkar, sesuai mandat yang diberikan rapimnasus.


PDI-P dan PAN

Sementara itu, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) hampir dapat dipastikan memilih Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto menjadi cawapres mendampingi Megawati Soekarnoputri. Anggota Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) DPP PDI-P, AP Batubara mengatakan, Prabowo adalah figur paling berpeluang besar menjadi cawapres Megawati. "Dari internal PDI-P memberikan dukungan kuat terhadap duet tersebut.
Dari kubu PAN, meskipun belum diputuskan secara resmi nama Hatta Rajasa sebagai cawapres, dan arah koalisi dengan Partai Demokrat, namun dua hal itu tampaknya hanya tinggal menunggu pengesahan dalam rakernas partai, 2 Mei mendatang. Dukungan terhadap Hatta datang dari 27 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PAN se-Indonesia.


PRATIKA VANDA
153070397 / A

Tidak ada komentar:

Posting Komentar