Senin, 01 Juni 2009

Smackdown Ala Indonesia (opini)

Akhir-akhir ini terdapat suatu kecenderungan maraknya acara reality show.Hampir semua stasiun televisi memiliki acara reality show sendiri,mulai dari yang bersifat ngerjain orang,mencari jodoh hingga acara yang mengungkap secara vulgar kehidupan pribadi seseorang.Reality show nampaknya menjadi acara yang nilai jualnya cukup tinggi,indikasinya adalah jumlah acara semacam itu semakin hari semakin bertambah.
Diantara sekian banyak jenis reality show yang paling banyak ditampilkan adalah jenis-jenis acara yang mengungkap kehidupan pribadi seseorang.Baik berupa pencarian seseorang,segmen curhat,mau pun mencari jodoh.
Yang menjadi pertanyaan adalah benarkah yang terjadi dalam acara-acara tersebut merupakan sesuatu yang nyata,bukan cuma rekayasa ala sinetron.Karena semakin lama,muatan reality show tersebut terkesan tidak logis.
Acara Termehek-Mehek yang disiarkan di Trans TV misalnya sering menampilkan seseorang yang sedang mencari orang tua atau mantan pacar yang hilang dengan cara bertanya-tanya kepada kerabat yang lain.Niatnya memang untuk membantu mempertemukan target dengan si pelapor.Apakah sedemikian susahnya menemukan orang yang dicari sampai-sampai memerlukan bantuan tim reality show tersebut.Toh yang dicari bukanlah seorang buronan,dan sekarang juga ada hp,email,dan facebook sehingga tidak perlu repot-repot kesana-kesini.
Terlebih lagi ceritanya semakin tidak mutu saja.Contohnya dalam satu episode pernah ditampilkan seorang anak yang mencari ayahnya yang “menghilang” karena ibunya sedang sakit keras.Ayahnya memang sudah bercerai dengan ibunya,karena ayahnya suka maen wanita.Setelah bertemu ternyata sang ayah sudah memiliki istri lagi.
Menurut sang ayah,dirinya sudah bertahun-tahun telah membiayai hidup si anak hingga menempuh jenjang S2.sekarang dirinya tidak mau kembali karena sudah memiliki keluarga yang baru.Menurut sang ayah dirinya sudah lelah karena tiap kali bertemu cuma dimintai uang saja.Lebih gag mutu lagi,karena tidak mau ikut,si anak kemudian menyeret sang ayah agar mau menjenguk ibunya!
Ada juga yang menampilkan dua sejoli yang berpacaran namun tidak direstui oleh orang tuanya.Setelah diselidiki ternyata mereka adalah saudara kandung,sang lelaki merupakan anak yang sudah lama dititipkan di panti asuhan!Kemungkinan terjadinya kejadian semacam ini sangat langka,1 banding 1juta mungkin.
Terlalu berlebihan,itulah kesan yang ditimbulkan bagaimana mungkin seseorang mau aib keluarganya diketahui oleh seluruh orang di Indonesia?Terlebih lagi hampir di seluruh acara relity show setiap episodenya menampilkan baku hantam baik antar sesama peserta,baik yang lelaki mau pun perempuan.
Lama-lama acara reality show menjadikan sisi konflik dan kekerasan sebagai daya tarik utama. “Curhat Bersama Anjasmara” yang ditayangkan TPI,pada setiap episodenya selalu saja ada yang bertengkar hingga saling jambak sebelum dilerai.Andaikan tidak ingin terjadi maka cukuplah melakukan wawancara di tempat terpisah misalnya.
Reality show adalah acara yang berdasarkan dengan kejadian nyata tanpa ada skenario sebelumnya.Di Amerika acara seperti ini sudah lama menjadi primadona namun muatannya tidak tampak direkayasa.Ada acara yang ekstrim seperti Cops,yang menampilkan polisi menangkap penjahat.Kendati ada baku hantam dengan si penjahat,tidak ada sesuatu yang didramatisir semua berjalan sesuai prosedur penangkapan pada umumnya.
Oprah dalam acaranya pernah menampilkan pasangan yang bercerai meninggalkan 3 orang anak.Mereka bercerai karena salah satunya kedapatan sebagai penyuka sesama jenis.Tapi dalam prosesnya tidak ada dramatisir bahkan hingga saling baku hantam,curhat berjalan dengan lancar dan aman.
Perbedaan dan keganjilan-keganjilan reality show di Indonesia makin hari makin terasa.Pertanyaan yang harus dijawab adalah “benarkah itu benar-benar terjadi?”.Rating yang tinggi mungkin membuat stasiun-stasiun tv berusaha mengangkat tema yang menarik,kalau perlu dibuat mengada-ada,berlebihan dan tak masuk akal.
KPI seharusnya mulai turun tangan,karena jika ternyata reality show yang ada bukanlah merupakan realita maka bisa dikatakan telah terjadi kebohongan publik.Selain itu kebanyakan (walau tidak semua) acara reality show tidak mendidik.Janganlah media mengajarkan untuk berselingkuh dan baku hantam antar sesama.
Jika diamati dramatisir dan kekerasan ala smackdown melakat erat di dalam acara-acara reality show.Mulai dari konflik yang mengada-ada hingga pukul-memukul yang sangat kelihatan kaku.KPI harus jeli mengamati sebelum ada korban smackdown ala Indonesia.

Nama : Masenda.M
No :153070145

Tidak ada komentar:

Posting Komentar