Senin, 01 Juni 2009

PENULISAN BERITA-TAJUK RENCANA

"KOALISI JILAT LIDAH"

Rencana membangun kembali koalisi antara Partai Demokrat dengan Partai Golkar dalam pilpres menuai banyak kecaman di internal Partai Golkar sendiri.

Ini berarti langkah Jusuf Kalla belum mulus. Bakal pecahnya suara yang menjurus pada pro maupun kontra soal pencalonan JK sebenarnya sudah terlihat dari awal sebelum pemilihan. Dihapuskannya sistim konvensi menjadikan sebahagian kader merasa tidak nyaman. Hal ini berimbas pada sikap politik Sultan untuk tetap ngotot maju jadi capres.

Keengganan JK juga nampak pada saat beliau menerima desakan DPD-DPD untuk maju jadi capres. Hasilnya pun mudah ditebak. Keinginan untuk kembali bersanding dengan SBY lebih besar. Hal ini juga didukung pada realitas pemilu dimana Partai Golkar hanya mampu meraup suara 14%.

Disinilah muncul kegamangan pada diri JK. Jika menerima kembali pinangan SBY maka dia dicap sebagai pemimpin yang tidak memegang teguh kata-katanya. Dimana sikap seperti ini sangat pantang bagi suku bugis-makassar. Sebaliknya, jika menolak, kredibilitas dan harga diri partai tetap terjaga. Dan yang pasti tidak terkesan menjilat kembali ludahnya sendiri.

Bagaimana cara JK keluar dari polemik ini ? Tentunya kita masih harus menunggu lagi hasil dari loby-loby partai lain yang tak bisa lepas dari kesan “jilat ludah”. Dan yang pasti, bukan politik namanya jika tidak selalu memunculkan kejutan-kejutan.

NAMA:LASNI ROHA MARBUN(153070074)/A

Tidak ada komentar:

Posting Komentar