Selasa, 28 April 2009

wanita penjual es dawet dipinggiran malioboro

Malioboro adalah salah satu daya tarik dari kota yogyakarta,belum pas rasanya apabila kekota yogyakarta belum mengunjungi malioboro.dipinggiran malioboro banyak kita temukan pedagang-pedagang yang menjajakan dagangan mereka,seperti pedagang pakaian,tas,sandal,pedagang asongan,loper koran,penjual makanan dan minuman,serta masih banyak lagi.

Dipinggiran pelataran malioboro,seorang wanita berumur separuh baya sedang sibuk melayani pembeli,dialah sumari wanita yang berumur 37 tahun ini telah kurang lebih 14 tahun berjualan es dawet dipinggiran malioboro,dengan menggunakan sebuah gerobak yang diatasnya terdapat kendi-kendi kecil berisikan es-es dawet yang siap untuk dijual.terik sinar matahari yang panas tidak mematahkan semangat sang ibu untuk mengais rezeki.

Sumari memulai usahanya berjualan es dawet dimalioboro sejak tahun 1995,penghasilan yang didapatpun tidak menentu,''Yah,kalo lagi rame-ramenya sehari saya bisa dapat duit 80.000-100.000 gt,tapi kalau lagi sepi yah cuma dapat 35.000-50.000an gt,yah lumayanlah mbak buat makan keluarga sehari-hari"ujar sumari.

Ibu yang memiliki 3 orang anak ini berjualan es dawet untuk membantu perekonomian keluarganya,maklum suami ibu sumari hanyalah tukang becak,apabila ibu sumari hanya berpangku tangan dirumah maka kebutuhan hidup mereka tidak akan terpenuhi,sedangkan ke3 anak ibu sumarimasih bersekolah dan memerlukan biaya.

Banyak suka duka yang dialami ibu sumari selama berjualan es dawet,yaitu apabila cuaca sedang terik atau panas maka es dawet ibu sumari akan laku terjual,dan dukanya apabila sedang musim hujan,dagangan akan sepi oleh pembeli,sehingga daganganya tidak terjual habis dan akhirnya ibu sumari harus membuang dagangan esnya yang tidak laku terjual.ibu sumari berjualan es dawet dimalioboro hampir tiap hari,dia membuka daganganya sejak pukul 09.00-16.00 sore.

Harapan ibu sumari tidaklah muluk-muluk"saya jualan es dawet itu,cuma buat bantu-bantu suami supaya kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi,bayar sekolah anak-anak,dan bisa hidup layak kaya orang''ujar sumari.

Inilah salah satu contoh fenomena kehidupan pedagang-pedagang dipinggiran malioboro yang mengais rezeki untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

LASNI ROHA MARBUN (153070074)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar